Solidaritas rakyat
Kuba dipilih PBB menjadi penyelenggara 2002 Renewable Energy Conference, Konferensi Energi Terbarukan. Ada pengakuan keberhasilan dalam penunjukan itu. Dalam sebuah pertemuan di Berkeley's Ecology Center tahun lalu, pakar energi AS menanyakan kiat Kuba menuju keberhasilan.
Henriquez, co-founder Cubasolar, menjawab, "Ada dua hal yang berperan penting dalam keberhasilan Kuba; yakni keberhasilan iptek dan solidaritas rakyat Kuba."
Baca Juga : Jangan Langsung Hubungi PLN Saat Listrik Padam, Ini Langkah Darurat yang Bisa Dilakukan
Lebih jauh Henriquez menjelaskan, Kalifornia menghadapi persoalan krisis energi namun tak mampu menanganinya dengan baik. Padahal kapabilitas teknologi jelas ada. Masalahnya, tren individualisme yang melanda Amerika menjadi sebab tidak adanya solidaritas di antara warga untuk bersama-sama mengatasi krisis.
Bagaimana dengan Indonesia? Modal dasar yang dimiliki Kuba juga dimlliki bangsa Indonesia. Negara kita punya banyak pakar yang bisa menyumbangkan keahliannya bagi pemanfaatan energi yang bisa diperbarui. Solidaritas juga kita punya, yakni semangat gotong-royong.
Lalu, mengapa kita belum berhasil? Sangat mungkin penyebabnya adalah ketergantungan yang terlalu besar kepada negara maju. Ketergantungan itu telah menghambat kreativitas anak-anak bangsa dalam membangun negaranya.
Dalam benak kita, negara majulah yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik. Nah, sifat seperti inilah yang menyebabkan kita mudah didikte oleh mereka.
Baca Juga : Hanya Ada di Papua, Berapa Harga Motor Listrik yang Dinaiki Jokowi saat Berada di Agats?
Namun, kita jangan lantas menyalahkan mereka. Ketidakmampuan kita menangani masalah energi merupakan kelalaian kita sendiri. Mungkin peringatan Bung Karno terhadap bahaya neokolonialisme dan neo-imperialisme sudah terlambat untuk menghentikan ketergantungan kita terhadap negara maju, terutama dalam soal uang.
Tanpa bermaksud menanamkan paham anti-Barat, penulis ingin mengakhiri tulisan ini dengan mengutip kembali pidato Che Guevarra, arsitek revolusi Kuba setelah rakyat Kuba berhasil memenangkan pertempuran melawan invasi Amerika di Teluk Babi.
Di hadapan rakyat yang bersuka ria atas kemenangan itu Guevarra berkata, "Make sure that we never trust imperialism, in no way at all, not an iota (Pastikan bahwa kita tidak akan pernah percaya pada imperialisme, tidak dalam cara apa pun dan tidak setitik pun)."
Hubungan saling ketergantungan antarbangsa adalah wajar dan perlu, tetapi ketergantungan itu janganlah keterlaluan sampai mengorbankan kebebasan, kreativitas, harkat, dan martabat bangsa.
Soal mengatasi krisis energi, tidak ada salahnya kita belajar dari Kuba.
Baca Juga : Salah Kaprah AC Hemat Listrik: Watt Rendah Belum Tentu Hemat Listrik
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR