Baca Juga : Lakukan 5 Hal Ini Saat Wisata Ke Samosir
Marcos keturunan Batak?
Semua pengunjung kembali ke perahu masing-masing. Pulau Samosir, tanah leluhur orang Batak, sebentar lagi ditinggalkan. Di pulau ini 3.000 tahun lalu, nenek moyang Toba telah bermukim di sekitar Gunung Pusuk Buhit, letaknya di dekat Kota Pangururan.
Mereka lama mengisolasi diri, lalu mulai menyebar berangsur-angsur ke daerah lain di sekitar Danau Toba, dan sekarang orang Batak dapat dijumpai di berbagai pelosok Nusantara.
Menurut catatan S.P. Napitupulu, mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos itu keturunan suku bangsa Batak di Propinsi Ilocos Utara di Pulau Luzon. Di pulau itu ada dusun bernama Bataq.
Baca Juga : Kontroversi Ferdinand Marcos, Jenazah Koruptor Filipina yang Dikubur di Makam Pahlawan
Menurut dongeng, nenek moyang suku bangsa Ilocon berasal dari Sumatra yang terdampar di Pulau Luzon ketika mengarungi Laut Cina. Ditilik dari potongan, tampang, gerak-gerik, dan gaya bicara, orang Ilocon mirip dengan penduduk di sekitar Danau Toba.
Di kaki Pusuk Buhit tinggal si Raja Batak dengan keturunannya. Banyak orang Batak yang yakin, si Raja Batak yang menurunkan marga-marga ini adalah keturunan dewa.
Dikisahkan Dewa Mula Jadi Na Bolon mengirim putrinya, si boru Deak Parujar, dari langit untuk menciptakan bumi dari segumpal tanah.
Namun pekerjaan ini mendapat gangguan dari si Raja Padoha, sehingga sang putri terpaksa merantainya di bawah bumi (kalau terjadi gempa bumi, orang Batak percaya hal itu disebabkan oleh Naga Padoha yang menggoyangkan kepalanya karena digigit nyamuk).
Baca Juga : Awas, Pekan Ini Gelombang Setinggi 5-7 Meter Akan Melanda Perairan Selatan Sumatra, Jawa, Hingga Sumbawa
Setelah tugasnya berhasil, sang putri kawin dengan si Raja Odap-odap, juga putra Dewa Mula Jadi Na Bolon yang diturunkan ke bumi. Dari perkawinan kembar ini lahirlah si Raja Batak.
Keturunan si Raja Batak ini diakui memiliki kebudayaan yang tinggi, dan bukanlah bangsa primitif yang hidup nomaden. Orang Batak kuno telah memiliki kasara (huruf Batak), buku pustaka, ilmu perbintangan, ilmu pertanian, kalender, dan telah mengenal konsep kedewaan seperti Trimurti pada agama Hindu.
Bila Tuhan telah menganugerahkan sebuah danau biru yang luas dan pegunungan yang indah, orang Batak melengkapinya dengan arsitektur rumah adat, ukir-ukiran, tortor, ulos, pantun turi-turian, doa puitis tonggo-tonggo, serta musik kecapi yang indah.
Perpaduan karunia Tuhan dan isi budaya Batak ini benar-benar mampu mencengangkan wisnu dan wisman yang datang ke Danau Toba.
Baca Juga : Cerita Indah dari Tepian Danau Toba: Ketika Togu Simorangkir Mengubah Pamrih Menjadi Kasih
Semua itu ada di Tomok, sebuah desa tradisional yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata internasional di Propinsi Sumatra Utara.
Baca Juga : Bukan Danau Toba, Inilah Danau Terdalam di Indonesia, Ada Gua Tengkorak di Dalamnya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR