Dia menggoreskan garis-garis yang membentuk sosok kala yang abstrak itu, dengan capit dan tubuh seperti umumnya motif-motif khas Dayak. Juga ada “bunga terung” di bagian tengah, memaknai simbol survival. Biji terung bisa hidup jika ditabur di lahan dalam kondisi apa pun.
Baca Juga : Bikin Tato 'Tak Artistik' di Tubuh Anaknya, Orang Tua Ini Dikritik, Tapi Ada Pula yang Membela, Kok Bisa?
Ojen menuturkan, bagi sebagian orang yang memiliki kekuatan magis, motifmotif hewan yang ditatokan di tubuhnya sewaktu-waktu bisa dihidupkan! Benar-benar hidup, bergerak dan merayap seperti layaknya hewan biasa.
“Saya menyaksikan sendiri pada 1991, seorang pemilik tato menunjukkan kesaktian itu. Dia memanggil roh-roh dan seketika motif kala di tubuhnya berkeriapan seperti mahluk hidup. Pada zaman dulu memang banyak sihir yang diperlukan sebagai penjaga badan,” kata Ojen.
Kala, ular, atau lipan dalam tato, sewaktu-waktu bisa dihidupkan dan disuruh berangkat lebih dulu menyusuri jalan yang hendak dilalui sang pemilik tato. Semacam pemandu jalan. Jika ada marabahaya menghadang, makhluk magis ini segera memberitahu.
“Yang hendak ditunjukkan dengan motif hewan adalah binatang berbisa. Kaki yang ditato motif kala, misalnya, bermakna agar orang berhati-hati karena ada pelindung di kaki.”
Baca Juga : Bukan Sembarangan, Inilah Sejarah dan Makna di Balik 5 Gaya Tato Klasik Milik Bangsa Tertentu Ini
Bagi para dukun, tato dibuat berbentuk mata kail untuk mengait roh jahat yang bersarang di tubuh pasien. Juga ada tato pengobatan, misalnya seorang ibu dua kali berturut-turut melahirkan bayi yang meninggal, maka sang ibu harus menjalani ritual buang sial.
Di bagian atas payudara sang ibu harus dirajah bentuk yang menyerupai puting susu. Ritual ini untuk membuang sial yang bersarang di puting asli yang diyakini menjadi penyebab meninggalnya dua janin berturutan.
Joseph Odillo Oendoen, 54 tahun, pria Dayak Salako yang seniman teater, mengakui motif-motif Dayak di tubuhnya ikut mendukung penampilannya di panggung.
Di kedua lengan pria bertubuh subur ini terajah rapi motif-motif khas yang dikerjakan dengan alat tato semi-modern. Dia menjabat Kepala Seksi Penyajian di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat.
“Motif ini sebagai identitas. ‘Kan jelas gambarannya bahwa gue ini orang Dayak lho, hahaha!” tawa pria humoris ini dengan suara menggelegar.
Baca Juga : Loyalitas Tanpa Batas, Pria ini Tato Tubuhnya dengan Jersey Tim Sepakbola Kesayangannya
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR