Intisari-Online.com – Pada abad pertama Masehi, Ephesus (Efesus) yang sekarang wilayah Turki adalah kota terbesar kedua di dunia setelah Roma di Yunani.
Kejayaan Ephesus memang telah berakhir. Namun, sisa-sisa peradaban yang usianya lebih dari 3.000 tahun itu bukan sekadar onggokan puing. Reruntuhan kota kuno. Ephesus ibarat mesin waktu yang mengantar imajinasi kita ke kehidupan masa silam.
Mari kita simak tulisan dari Hairun Fahrudin, Melintasi Lorong Waktu di Ephesus, berikut ini seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 2011.
Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi ketika saya tiba di kota Selcuk, 3 km dari situs arkeologi Ephesus. Di sekitar situs arkeologi Ephesus, tidak ada hotel maupun penginapan.
Baca Juga : Yuk Berkunjung Ke Pulau Keramat Di Yunani Tempat Lahirnya Dewa-Dewi
Wisatawan biasanya tinggal di Izmir atau kota-kota resor di tepi Laut Mediterania seperti Kusadasi dan Pamucak.
Bagi backpacker seperti saya, Selcuk adalah pilihan yang paling tepat untuk tempat menginap. Selain menyediakan banyak pilihan akomodasi murah, Selcuk mudah dijangkau dengan angkutan umum.
Selcuk memang identik dengan backpacker. Kota berpenduduk sekitar 36 ribu jiwa ini punya banyak hostel murah. Kawasan pusat kotanya yang disebut Centrum didominasi oleh jalur pejalan kaki dengan kedai-kedai teh dan restoran. Di sini kita bisa merasakan napas kehidupan masyarakat Turki.
Sebelum mengunjungi Ephesus, saya banyak membaca tentang kota kuno ini. Maklum, berwisata ke situs arkeologi sebenarnya tergolong kegiatan serius. Kita harus memahami latar belakang sejarahnya supaya tidak sekedar mengamati onggokan puing.
Baca Juga : Tentara Pecinta, Pasukan Elit Yunani yang Terdiri dari 150 Pasangan Homoseksual
Sebelum menjelajah taman arkeologi sesungguhnya, saya mengunjungi Museum Efes lebih dahulu. Museum yang berada sekitar 200 m dari terminal bus Selcuk ini menyimpan artefak-artefak yang ditemukan di reruntuhan Ephesus. Berwisata ke Ephesus tak lengkap tanpa mengunjungi Museum Efes.
Selain Museum Efes di Selcuk, ada lagi sebuah museum yang juga menyimpan artefak bersejarah Ephesus. Museum yang bernama Ephesos itu terletak di Wina, Austria. Ephesus di Turki kok museumnya di Austria?
Pada abad ke-19, banyak pakar arkeologi Austria bekerja di situs arkeologi Ephesus. Barang-barang berharga yang ditemukan mereka angkut ke Austria. Ironisnya, Sultan Turki Usmani, Abdul Hamid II, justru menghadiahkan beberapa artefak bersejarah kepada Kaisar Franz Joseph I, kaisar Austria saat itu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR