Baca Juga : Kisah Api Abadi Olimpide Yunani yang Konon 'Dicuri Dari Dewa'
Kami berhenti di Pantai Kalafatis, yang mempunyai sebuah hotel besar yang dikelilingi tanaman zaitun. Setelah itu kami pergi ke Biara Ano Mera, yang suasananya hening, bersih dan rapi. Walaupun dihuni para biarawan, kami hampir tidak melihat mereka.
Setelah itu kami pergi ke Biara Moni Paleokastrou yang dihuni para biarawati. Bangunan tua itu memberi kesan tidak terawat. Pintu kayunya rapuh dan halaman dalamnya penuh alang-alang.
Tiba-tiba muncul seorang biarawati tua, gemuk dan bertongkat. la berpakaian dan berkerudung hitam. Dengan terhuyung-huyung ia mendekati kami. Kami dibawa ke sebuah kamar tempat empat bangku panjang dijajarkan.
Di atasnya ada telur dari lilin yang digambari dan diberi warna, lukisan pemandangan di atas kanvas, sulaman dan kertas hiasan. Kami membeli beberapa buah benda kerajinan itu.
Baca Juga : Kisah Pasukan Abadi Persia yang Konon Pernah Binasakan Pasukan Yunani
Kami dibawanya ke kapel. Biarawati Katolik Ortodoks itu membuka sebuah kitab suci di muka altar, lalu membacakan beberapa ayat dan berdoa dalam bahasa Yunani.
Kami menuntun biarawati itu kembali ke kamarnya di seberang kamar tempat kerajinan. Melihat keadaannya, ingin rasanya kami memberi uang kepadanya, namun biarawati kepala yang menjengukkan kepala dari ruang di tingkat atas tampaknya tidak menyetujui tindakan itu. Jadi kami urungkan niat kami.
Kemudian kami pulang. Ayah memberi 2.000 drahma atau sekitar Rp 25.000,00 kepada Starvos untuk jerih payahnya mengantar kami.
Keesokan harinya pagi-pagi kami berjalan ke pusat kota, karena ketinggalan bus pertama. Mula-mula jalan menurun, menyajikan pemandangan laut. Kami masih bersemangat. Namun, setelah tiga perempat jam berjalan kami lelah, padahal tak sebuah bus pun lewat.
Baca Juga : Cocok dengan Rasio Kecantikan Yunani Kuno, Inilah Wajah Paling Cantik di Dunia Menurut Penelitian Ilmiah
Jadi kami duduk di tepi jalan. Ketika melanjutkan kembali perjalanan, kami mengira pusat kota sudah dekat. Ternyata kami baru berhasil mencapainya setelah dua jam perjalanan.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR