Dia juga mempelajari efek dari radiasi dan mikro pada sel kanker dan gen manusia di luar angkasa.
Saat itu, Shukor juga menghadapi beberapa masalah yang tidak biasa karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan.
Untuk mengatasi masalah itu, Departemen Agama Islam Malaysia menyusun pedoman untuk memberikan kelonggaran Shukor untuk beribadah ketika berada di luar angkasa selama menjalankan misi.
"Sebagai seorang Muslim, saya berharap bisa melakukan tanggung jawab saya," kata Shukor sebelum berangkat. "Saya berharap bisa berpuasa di luar angkasa."
Baca Juga : Mengintip Isi Wahana Rumah Hantu Paling Seram di Dunia, Tak Ada yang Bertahan Lebih dari 6 Jam
Sebelum keberangkatan, Badan Antariksa Malaysia, Angkasa, juga mengadakan konferensi yang melibatkan 150 ilmuwan Islam tahun sebelumnya untuk membahas persoalan tersebut.
Hasilnya disarikan dalam sebuah buku petunjuk berjudul, "Sebuah Pedoman Pelaksanaan Ibadah (Sembahyang) di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)", yang telah disetujui Dewan Fatwa Nasional Malaysia awal tahun 2007.
Menurut laporan tersebut, astronaut yang akan salat bisa menentukan kiblat berdasarkan prioritas ini: 1) Kabah, 2) proyeksi Kabah di angkasa, 3) Bumi, 4 ) sembarang arah.
Untuk ibadah solat, dia menjalankan kewajibannya tersebut dengan mengikat kakinya ke lantai.
Baca Juga : Khusus untuk NTB dan Sulteng yang Terkena Bencana, Harga BBM Tidak Ikut Naik
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR