Baca Juga : Kedelai Membantu Wanita Atasi Kanker Paru-paru
Hal menarik dari fakta-fakta ini adalah bagaimana fenomena prevalensi kanker paru di Indonesia berdasarkan data-data ini?
Bayangkan saja perokok di Indonesia yang didominasi para remaja ini mengonsumsi multivitamin yang bisa fatal bila mengandung β-karoten dengan kadar tinggi. Bukan tidak mungkin, insiden kanker paru di Indonesia akan meningkat.
Dengan fakta-fakta ilmiah tersebut di atas maka sudah saatnya kita menyadari antioksidan bukanlah “penyembuh segalanya”.
Bahkan, kondisi-kondisi khusus pada seseorang, seperti tabiat merokok, tidur sampai larut malam, atau keadaan kerja di pabrik dengan paparan khusus, perlu dipertimbangkan dalam mengonsumsi antioksidan.
Baca Juga : Hanya 9% Penderita Kanker Paru Bertahan Hidup
β-karoten sebagai antioksidan
β-karoten adalah salah satu provitamin A yang terdapat kaya pada buah-buahan. Pada mangga misalnya dalam 100 g terkandung 445 mg β-karoten yang setara dengan 4 persen vitamin A.
Tubuh kita secara enzimatik dapat mengubah β-karoten menjadi vitamin A sesuai kebutuhan.
Aktivitas vitamin A pada β-karoten terkait dengan cincin yang dimiliki beta karoten. β -karoten memiliki aktivitas vitamin A paling tinggi dibandingkan dengan jenis karotenoid provitamin A lainnya.
Baca Juga : Kanker Paru-paru, Si Pencuri Kehidupan
Aktivitas vitamin A pada β-karoten terkait dengan cincin yang dimiliki β-karoten. β-karoten memiliki dua cincin , sehingga dari satu molekul β-karoten dapat diperoleh dua molekul vitamin A.
Dalam kerjanya, β-karoten bertindak melalui antara lain mekanisme antioksidasi. Sejumlah penelitian menunjukkan, asupan β-karoten menghambat kerusakan DNA melalui mekanisme antioksidasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Paiva dan Russel dalam Journal of the American College of Nutrition menunjukkan bahwa β-karoten mampu melindungi sel-sel dan jaringan dalam tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
β-karoten juga mampu membersihkan radikal bebas, melindungi membran sel dari efek berbahaya degradasi oksidatif dan menghambat pertumbuhan tumor dan kanker.
Baca Juga : Hanya 9% Penderita Kanker Paru Bertahan Hidup
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR