"Saya hadir di situ. Saya melihat kalau ibu sedang kumat paranoianya dan menyakiti ayah. Ia tidak tahu apa yang dilakukan".
Nona Tolstoy melarikan diri dari tanah airnya tahun 1929. Semua harta kekayaannya ditinggalkan. Ia pergi ke Timur Jauh, mendarat di San Francisco dan pergi ke Chicago di mana ia berteman dengan Jane Addams di Hull House.
Setelah beberapa tahun di daerah pertanian Pennsylvania dan Conecticut, Alexandra Tolstoy tiba di Rockland County, New York di mana ia menetap dan mendirikan yayasan dengan nama ayahnya.
Leo Tolstoy lahir dalam kemewahan dan keagungan. Waktu masih muda hidupnya tanpa arah, tetapi ia kemudian menjadi pejuang keadilan sosial dan seorang tokoh keagamaan yang berpengaruh.
Baca Juga : Mengintip Keindahan Gereja Berkubah Seperti Masjid di Rusia
"War and Peace", novelnya tentang usaha Napoleon untuk menaklukkan Russia, memberi pemandangan panoramic mengenai konflik bersenjata dalam dua keluarga Russia. "Anne Karenina" menceritakan kesulitan seorang wanita ambisius yang tidak setia.
Setelah masa depressi dan kematian anaknya yang ke 13 dan terakhir, Leo Tolstoy yang waktu itu berusia 58 tahun, mendengar suara Tuhan pada suatu pagi sunyi tahun 1875.
Sisa 35 tahun dari kehidupannya dimanfaatkan untuk mengembangkan doktrin anti kekerasan yang kemudian mempengaruhi pejuang perdamaian seperti Gandhi dan Dr. Martin Luther King Jr.
Pernah seorang pemuda datang untuk menjenguk ayah, cerita Nona Tolstoy. Dan ia memperkenalkan diri sebagai seorang atheis. Ia mengatakan hal-hal yang tidak enak mengenai kesalehan ayah.
Baca Juga : Bertahun-tahun Dicari dan Digali, Akhirnya Kota Penyimpan 'Harta Karun' Berusia 4.800 Tahun Ini Ditemukan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR