Pada 1905, di Jepang, Sun Yatsen mengajak Xingzhonghui, Guangfuhui, dan Huaxinghui untuk membentuk hui baru sehingga pada 20 Agustus 1905 terbentuklah Tongmenghui atau Perkumpulan Persekutuan.
Tujuan Tongmenghui mengeluarkan orang Mancuria, membentuk republik, membagi rata tanah. Selanjutnya di Tiongkok, Tongmenghui ini bersama dengan hui lainnya melakukan banyak pemberontakan yang gagal, di antaranya di Huizhou, Huanggang, Anqin, Zhennanguan, dan Hekou. Tak kurang sepuluh kali Sun Yat-sen gagal memberontak.
Baca Juga : Sunon, Rangkaian Furnitur Kantor Asal Tiongkok yang Siap Beredar di Indonesia
Pada 1905 itu pula Sun Yat-sen mengemukakan konsep dasar negara yang dinamakannya Sanminzhuyi atau Tiga Asas Rakyat. Tiga asas itu meliputi minzhu atau rakyatlah yang dipertuan atau nasionalisme, minquan atau kekuasaan rakyat atau demokrasi, serta minsheng atau kehidupan rakyat.
Sanminzhuyi inilah yang disinggung oleh Presiden Soekarno dalam pidato "Lahirnya Pancasila" pada 1 Juni 1945 di Jakarta.
Gagal dalam sejumlah pemberontakan tak membuat Sun Yat-sen dan kawan-kawan kapok. Jerih payah mereka akhirnya terbayar dalam pemberontakan di Wuchang yang digerakkan kelompok revolusioner.
Pada 10 Oktober 1911 pukul 20.00, tembakan pertama dilepaskan dan keesokan paginya seluruh Wuchang sudah berada di tangan kaum revolusioner. Keberhasilan ini berdampak ke daerah lain.
Baca Juga : Makam Misterius Berbentuk Piramida Ditemukan di Lokasi Konstruksi di Tiongkok
Dari Oktober hingga November, berbagai kota dan provinsi di Tiongkok Selatan jatuh ke tangan kaum revolusioner. Mereka juga menguasai Nanjing.
Kaum revolusioner lalu membentuk Republik Tiongkok dengan Nanjing sebagai ibukota sementara, menyusul pemilihan presiden pada 29 Desember 1911. Hasilnya, 16 dari 17 suara memilih Sun Yat-sen sebagai presiden sementara Republik Tiongkok.
Sun Yat-sen yang sedang bertamu ke rumah James Cantlie di London diberitahu hasil pemilihan itu lewat telegram.
Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai hari jadi Republik, namun pelantikan presiden dilakukan pada tanggal 1 Januari 1912. Sun Yat-sen segera menghapus sistem penanggalan lama, menggantinya dengan penanggalan internasional.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR