Intisari-Online.com - Silang pendapat melingkupi perhelatan Pertempuan Tahunan (Annual Meeting) IMF-Bank Dunia 2018 yang digelar di Nusa Dua, Bali.
Yang paling sengit tentu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyelenggarakan even tahunan itu.
Beberapa kalangan menyebut, biaya yang dikeluarkan pemerintah terlalu besar sementara di sisi lain Indonesia sedang menghadapi bencana; di Lombok lalu disusul Palu dan Donggala.
Selain biaya yang terlalu besar, beberapa kalangan juga menganggap bahwa helatan ini hanya bertujuan untuk bermewah-mewah dan tidak menunjukkan empat sama sekali.
Baca Juga : Sering Diterpa Isu Bangkrut, Ekonomi Indonesia Malah Masuk 10 Besar Dunia versi IMF
Pandangan itu semakin didukung penilaian sejumlah kalangan bahwa IMF pernah mempersulit Indonesia kala krisis 1997-1998 dengan meminjamkan uang yang merupakan utang untuk keluar dari krisis.
Lepas dari itu, ada baiknya kita melihat apa yang sebenarnya terjadi di Bali.
INI ANGGARAN YANG TERPAKAI
Sejak awal pemerintah telah aktif menjelaskan perihal Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia dari segala aspek.
Mengenai anggaran, Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut telah menggunakan Rp566,9 miliar.
Memang, sebelumnya, pemerintah bersama DPR RI menetapkan plafon anggaran untuk Pertemuan Tahunan Rp 855,5 miliar.
Tapi, yang terpakai hanya Rp566,9 miliar.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono pada Agustus lalu menjelaskan, anggaran pelaksanaan Pertemuan Tahunan dibahas intensif oleh pemerintah bersama DPR RI secara multiyears.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR