Advertorial

Kapal Pesiar Mewah 'Dibajak' 1.300 Pria untuk Mengadakan Pesta

Adrie Saputra
Masrurroh Ummu Kulsum
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Lapal pesiar Voyager of the Seas milik Royal Caribbean diambil alih sebagian besar   bagiannya oleh 1.300 pekerja asal India untuk mengadakan pesta.
Lapal pesiar Voyager of the Seas milik Royal Caribbean diambil alih sebagian besar bagiannya oleh 1.300 pekerja asal India untuk mengadakan pesta.

Intisari-Online.com – Sebuah pelayaran impian yang diidamkan puluhan keluarga Australia sirna hanya dalam beberapa saat.

Dikutip dari laman 9news.com.au (1/10/2018), ini karena 1.200 pekerja pria dari Kamla Pasand, sebuah perusahaan tembakau yang berbasis di India, dilaporkan mebajak kapal pesiar Voyager of the Seas milik Royal Caribbean.

Tak lama usai meninggalkan pelabuhan, 1.300 pria tersebut mengambil alih dek dan barnya selama tiga malam.

Penari burlesque dan wanita berpakaian minim seperti Playboy Bunnies dibawa oleh para pekerja ini naik ke kapal.

Baca Juga : Liaoning, Kapal Induk China yang Dibangun dari Besi Rongsok dan 'Menipu' Ukraina

Para pekerja itu diduga menunggu untuk menaiki kapal pesiar sebelum meninggalkan dermaga Sydney pada 6 September lalu untuk menghadiri konferensi.

Tetapi mereka mulai mengadakan pesta liar segera setelah malam tiba.

Sementara keluarga lain yang juga menaiki kapal itu memilih untuk berlindung.

"Itu gila ... pakaian kelinci kecil Playboy, Anda tahu ini adalah kapal keluarga," kata Christine Weyling salah satu penumpang Voyager of the Seas.

"Saya pikir mereka harus memberitahu kami bahwa ada kelompok besar orang yang telah memesan pool deck ... semua orang di kapal itu seharusnya sudah diberitahu," tambahnya.

Penumpang lain, bernama Cassandra Riini, mencatat bagaimana pelayaran itu berubah menjadi "pesta bujangan besar".

"Sulit untuk melupakan setelah melihat orang-orang ini dalam 24 jam, seperti kita tidak bisa melarikan diri," kata putri Riini, Tahli.

Beberapa penumpang menurut laporan Newsweek, juga mengatakan para pekerja menganggu penumpang wanita dengan merekam mereka menggunakan smarthphone.

Sebagian besar penumpang kemudian dipaksa untuk hanya tinggal di kamar mereka ketika orang-orang menduduki ruangan umum. Tanpa akses ke prasmanan, penumpang lain harus makan di restoran.

Baca Juga : Gadis Ini Divonis Meninggal Dalam Kondisi Hamil, 1 Hari Kemudian Suara Misterius Muncul dari Makamnya

Sementara itu, perwakilan dari Tirun Travel Marketing, biro perjalanan yang memesan perjalanan bagi para pekerja India, membela kliennya dalam sebuah pernyataan yang dirilis di The Times of India.

Menurut agensi itu, para kliennya tidak berbuat salah karena menurut mereka hanya ada enam orang Australia yang mengeluh atas apa yang diakukan pekerja India.

"Kelompok India berpakaian dengan tepat dan tidak membuat gangguan apa pun."

"Bahkan jika kelompok India menciptakan gangguan, mengapa orang Australia tidak mengeluh kepada pihak berwenang di kapal itu sendiri? Mereka mengeluh tentang hal itu setelah perjalanan itu berakhir."

"Dari 3.900 penumpang di kapal itu, tampaknya hanya enam orang Australia yang memiliki masalah," kata agensi tersebut.

Pihak Royal Caribbean sendiri akhirnya mengembalikan uang penumpang yang terkena dampak dari kegiatan pekerja India itu secara penuh.

Mereka juga mengeluarkan pernyataan dimana keselamatan tamu dan kru adalah prioritas utama perusahaannya.

Mereka juga memastikan, kejadian semacam itu tidak akan terjadi lagi di masa mendatang.

Baca Juga : Bergulat dengan Beruang Saat Kecil hingga Bersahabat dengan Ronaldo, Fakta Khabib Nurmagomedov

Artikel Terkait