Intisari-Online.com - Kabar tentang kanker paru stadium 4B yang diderita oleh Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjadi kisah lain dari bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Melalui akun Twitter @Sutopo_PN yang juga sering dijadikan media oleh Sutopo untuk memberikan informasi terkait bencana, Sutopo mengaku dirinya mengidap kanker paru stadium 4B.
Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa. Hidup itu bukan panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain.@raisa6690 pic.twitter.com/RZVSnSOTkW
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) October 1, 2018
Penyakit yang diderita oleh Sutopo ini sering dianggap sebagai salah satu momok mengerikan karena hanya 15 persen dari pendertianya yang mampu bertahan hidup hingga lima tahun sejak terdeteksi.
Baca Juga : Lubang Besar Terlihat Menelan Daratan di Pantai Queensland, Apa yang Terjadi?
Salah satu penyebabnya adalah sulitnya mendeteksi kanker paru-paru sedini mungkin.
Para pasien biasanya baru diketahui mengidap kanker paru setelah memasuki stadium awal.
Yang bisa kita lakukan, menurut Niken Wastu Palupi hanyalah mengendalikan faktor risikonya melalui strategi CERDIK.
Apa itu? Artikel "Mengenal CERDIK, Usaha Dini Cegah Kanker Paru-paru" berikut ini akan menjelaskannya.
Baca Juga : Deretan Foto Warga yang Menjarah Mall dan Toko Setelah Gempa dan Tsunami di Palu
Kampenye CERDIk disampaikan Niken dalam acara Media Health Forum yang berlangsung di Resto Bebek Bengil, Jakarta pada Selasa, (2/2/2018).
Pengendalian kanker merupakan upaya preventif. Diharapkan dengan langkah pencegahan ini, angka kematian yang diakibatkan kanker paru bisa ditekan jumlahnya.
Niken meminta masyarakat mempraktikkan kampanye cegah kanker paru yang digalakkan pemerintah, yakni CERDIK.
Melalui CERDIK, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR