Baca Juga : Perempuan Rusia Ini Siram Selangkangan Pria-pria di Kendaraan Umum, untuk Apa?
Stasiun berhias mosaik
Masili dengan bermodalkan metro kami berkesempatan mengunjungi tempat-tempat menarik, terutama dari segi arsitekturnya, seperti Universitas Negeri Moskwa (Moskovskiy Gosudarsttvennnyy Universitet) salah satu universitas tertua yang dibangun pada 1755, Katedral St. Basil yang menjadi salah satu ikon Rusia, serta Museum Sejarah Rusia (Gasudarstvennii Istoritsieskiy Musei) yang koleksinya mencapai 4,5 juta buah.
Ada lagi tontonan yang tak kalah menarik, yakni stasiun-stasiun metro itu sendiri. .
Meski statusnya "cuma" stasiun, tapi bangunan yang umumnya dibangun tahun 1930-an itu bisa tampil cantik. Seperti Stasiun Metro Mayakovskaya (1938) yang langit-langitnya dihiasi mosaikl Stasiun Ploshchad Revoliyutsii (1938) dengan 75 patung perunggu yang menggambarkan dunia sosialis.
Stasiun Kropotkinskaya (1935) di mana tiang dan dindingnya terbuat dari marmer indah. Lampu-lampu kristal menggantung di Stasiun Komsomolskaya (1935). Serta Stasiun Park Pobedi (Taman Kemeriangan) berdinding mosaik bertemakan perang tahun 1812.
Di Moskwa kami juga sengaja ingin melihat masjid. Sebenarnya ada beberapa tempat, tapi kami disarankan ke dekat Stasiun Metro Prospek Mira. Dengan bertanya sana-sini dan mencari secara jeli, karena semua gereja di Rusia berbentuk kubah seperti masjid dengan salib di atasnya, akhirnya kami bertemu Moscow Grand Mosque.
Bangunan dengan menara berwarna hijau ini disebut juga masjid Tartar, karena jemaahnya kebanyakan orang Tartar di Rusia Tengah yang beretnis mongol.
Mendekati hari kepulangan, untuk urusan belanja kenang-kenangan, pilihan ada di Arbat yang tempuh melalui Metro Arbatskaya. Tempatnya berupa ruas jalan yang tertutup untuk kendaraan dan hanya pejalan kaki yang diperbolehkan melintas, atau semacam Pasar Baru di Jakarta.
Baca Juga : Miliki Kapal Selam Nuklir, Rusia Diklaim Siap Perang pada Tahun 2024
Banyak sekali toko dan kios penjual suvenir yang menarik. Tapi setelah kami cek, ternyata harganya bisa dua kali lipat dibandingkan dengan di Lapangan Merah. Tawar-menawar, harga baru turun setelah kita memakai trik lama... berpura-pura mau meninggalkan toko.
Sembilan hari berteman metro di Moskwa, sungguh pengalaman tak terlupakan.
Baca Juga : Pasangan Muda Ini Memilih Cara Keji untuk Membersihkan Kota Moskwa
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR