"Sebagian sesar melintas di kota padat. Berdasarkan ancamannya, yang perlu dikhawatirkan adalah Kota Palu yang dilalui Sesar Palu Koro di segmen Palu dan segmen Saluki," kata Mudrik.
Baca Juga : Melahirkan Normal atau Sesar Sama Saja, Sama-sama Pahlawannya: Ini Kelebihan dan Risiko Masing-masing
Sesar ini begitu aktif, sejumlah peneliti seperti Bellier dkk (2001) menggolongkan sesar Palu Koro sebagai sesar dengan besar pergeseran tinggi dan kegempaan rendah.
Menurut Mudrik, fenomena tersebut dapat terjadi karena dua kemungkinan.
Pertama, gerakan lempeng di zona sesar bersifat merayap sehingga gaya tektonik tak tertahan jadi gempa.
Kedua, gaya tektonik tersimpan berpotensi jadi gempa besar dengan periode keberulangan lama.
Dalam sejarah, untuk kemungkinan yang kedua, gempa bumi terkuat sendiri pernah terjadi di tahun 1909.
Menurut catatan geolog Belanda, Abendanon, gempa pada saat itu menghancurkan desa-desa di Sulawesi Tengah.
Rumah-rumah hancur, bahkan daun dan buah kelapa berjatuhan menandakan kekuatan gempa yang begitu dahsyat.
Diperkirakan, kekuatan gempa tahun 1909 itu lebih dari 7 SR.
Hingga Minggu Siang (30/9/108), gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala tahun 2018 telah menyebabkan 832 orang meninggal dunia.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR