Sebagian besar dari kami terbiasa dengan tugas mendadak. Tapi latihan dengan ketidakjelasan, rasanya baru kali itu. Tak ada bahan persiapan – senjata, peralatan, bahan peledak. “Berapa lama latihan nanti?” seseorang bertanya.
Baca Juga : Habis Osama Terbitlah Hamza, si Anak yang Ingin Mengikui Jejak Bapaknya
“Tidak jelas. Yang pasti dimulai hari Senin,” jawab orang lain.
Saya baru mau bertanya ketika Tom melihat saya dan menggelengkan kepala. Saya pun membatalkan niat. “Kita akan sama-sama tahu hari Senin,” kata Tom.
Setiap orang memiliki dugaannya. Ada yang mengira akan ke Libya, ke Suriah, bahkan ke Iran.
“Kita akan menangkap UBL,” kata Charlie. Ia pun menduga-duga.
Baca Juga : Masih 20-an Tahun, Putra Termuda Osama Bin Laden Sudah Jadi Buronan Amerika
Karena tak ada standar internasional untuk terjemahan bahasa Arab ke Inggris, kami menggunakan ejaan ala FBI dan CIA untuk Osama, yaitu Usama bin Laden, disingkat UBL. Dan pada kesempatan kumpul pertama di hari Senin, dugaan Charlie terbukti.
“Di mana intelijen menemukannya?” saya bertanya.
“Pakistan.”
Di ruangan sepi, kecuali beberapa orang sipil anggota CIA yang bekerja tanpa suara, kami berkumpul menghadap peta Pakistan. Di sebelahnya ada peta kota bernama Abbottabad, juga beberapa foto sebuah area perumahan yang setiap bagiannya sudah diberi kode-kode huruf.
Baca Juga : Tanah Bekas Rumah Osama bin Laden Jadi Rebutan Pemerintah dan Militer Pakistan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR