Menurut Yunus, itu semua karena panggilan hatinya. Ia juga bercerita tentang anak pertama yang dia selamatkan dan dia rawat sampai memutuskan mendirikan Lentera.
Baca Juga : 7 Teknik yang Harus Anda Kuasai Saat Diserang Hewan Liar, Penting untuk Menyelamatkan Nyawa!
"Saat itu akhir tahun 2012. Saya mendapat laporan tentang seorang anak yang ibunya menderita HIV/AIDS dan meninggal, lalu anak ini dibiarkan terlantar oleh neneknya, oleh keluarga besarnya. Mereka malu mungkin punya keluarga yang sakit HIV,"
"Saat saya ke sana, anak ini sudah mengalami gizi buruk. Motoriknya sudah tidak berjalan, perutnya membesar tapi badannya kurus kering. Lihat yang seperti itu, saya dan Puger langsung membawa dia. Tidak tega lihatnya," kata Yunus.
Yunus dan Puger tidak punya pikiran lain. Tekad mereka hanya satu: anak ini bisa diselamatkan.
Mereka kemudian ingin menitipkannya ke panti asuhan, tapi ditolak dengan alasan yang sama: anak ini menderita HIV/AIDS, berbahaya.
Putus asa, Yunus kemudian mempekerjakan seorang pengasuh dan menyewa sebuah kamar kos untuk tempat tinggal anak ini bersama pengasuhnya.
Dengan keterbatasan dana, Yunus mencoba mengobati anak ini hingga kondisinya pulih seperti semula.
"Saya beri dia terapi, minum obat-obatan sampai berangsur sembuh," lanjutnya.
Setelah satu anak ini berhasil ia selamatkan dan bisa tumbuh dengan baik, datang lagi laporan dari Semarang tentang anak yang orangtuanya sudah meninggal dan juga ditelantarkan keluarganya.
Baca Juga : Banyak yang Salah Kira, Beras Merah Tak Selalu Lebih Sehat Dibandingkan Beras Putih
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR