Dalam waktu 15 menit, pertahanan Israel di Bar Lev Line yang tak siap menghadapi gempuran dahsyat itu pun goyah.
Apalagi pada hari itu semua pasukan Israel hampir semua sedang istirahat. Mereka sedang memperingati hari besar keagamaan, Yom Kippur.
Kawasan menuju Terusan Suez dari arah Mesir sebenarnya telah dibangun tembok pasir tebal setinggi 18 meter untuk menghambat serbuan musuh.
Tapi pasukan Mesir telah memiliki strategi jitu untuk mendobraknya.
Ribuan tank Mesir yang kemudian menyusul menyerbu pun sulit dibendung.
Gelombang serangan pasukan tank Mesir yang datang tiba-tiba itu membuat pasukan tank Israel kurang siap dan mulai terdesak.
Apalagi pasukan Mesir yang terus mendesak maju sudah menemukan cara yang ampuh untuk meruntuhkan barikade setinggi 18 meter yang dibangun Israel.
Untuk menghancurkan barikade tembok berpasir itu, pasukan zeni Mesir cukup mengerahkan kanon-kanon penyemprot air bertekanan tinggi yang diekspor dari Jerman alih-alih dengan peledak.
Setelah barikade pasir hancur, pasukan Israel yang kocar-kacir akhirnya memilih mengundurkan diri menuju Gurun Sinai.
Gempuran tank yang didukung senjata antitank telah membuat tank-tank Israel lumpuh dan pasukan infantri yang bertahan pun terpukul mundur.
Benteng Bar Lev Line yang dulu pernah dikuasai Mesir, pun jatuh ke tangan pasukan Mesir.
Dengan semangat kemenangan yang baru saja diraih, pasukan Mesir yang telah lama menunggu kesempatan untuk merebut lagi Gurun Sinai terus bergerak maju.
Pasukan kavaleri Mesir segera meluncurkan tank-tank amfibi dan menyeberangkan ribuan pasukan ke seberang Terusan Suez untuk selanjutnya terus melaju ke Gurun Sinai hingga sejauh 15 km.
Gerak maju pasukan Mesir, 2nd Infantry Division dan 2nd Army, sangat terbantu oleh kepiawaian pasukan Zeni Mesir yang mampu membangun jembatan apung dalam dua jam saja di atas perairan Terusan Suez. (Agustinus Winardi)
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR