Bermodal ribuan tank terbaru buatan Rusia, Perang Yom Kippur dimulai dengan serangan dadakan Mesir ke kawasan Israel, khususnya pertahanan terdepan Israel, Bar Lev Line, yang berada di Terusan Suez.
Selain mengerahkan ribuan tank, pasukan Mesir juga dipersenjatai rudal antipesawat dan antitank portable.
Dengan beragam persenjataan mutakhir yang dimiliki pasukan Mesir lebih percaya diri.
Pasukan Mesir yang terdiri atas sejumlah divisi infanteri dan kavaleri dalam serbuan yang dilancarkan pada tanggal 6 Oktober 1973 itu strategi dan persenjataannya juga bertempur lebih matang.
Berkat pengalaman Perang Enam Hari tahun 1967 yang mengakibatkan kekuatan udara dan divisi kavalerinya porak-poranda telah membuat Mesir lebih waspada dan siap.
Dalam strategi tempurnya yang berlangsung di gurun pasir terbuka untuk menghadapi tank-tank Israel, satu dari tiga tentara infanteri Mesir menyandang roket anti tank RPG.
Tak hanya RPG, pasukan infanteri Mesir juga dipersenjatai rudal antitank yang lebih canggih dan sudah dipandu laser Sagger.
Rudal antipesawat tempur buatan Soviet, SAM, juga digelar Mesir di sepanjang perbatasan dan sewaktu-waktu bisa dipindahkan sesuai dengan kawasan yang telah diduduki.
Dari sisi medan tempurnya, posisi pasukan Mesir yang mengalir menyerbu menuju Terusan Suez juga lebih menguntungkan karena berada di ketinggian sehingga bisa secara leluasa melancarkan gempuran ke benteng Bar Lev Line.
Untuk memulai serbuannya, Mesir mengerahkan strategi tempur Rusia yakni dengan menembakkan ribuan meriam artileri, mortir, dan meriam antitank.
Gempuran awal secara mendadak itu sukses, tembakan gencar dari sekitar 1.000 meriam artleri, ribuan mortir, dan senjata antitank pun menyalak.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR