Pesanan Israel sebanyak 24 unit tiba mulai 4 April 1962 dan langsung ditempatkan di Skuadron 101/Skuadron Tempur Pertama yang bermarkas di Pangkalan Udara Hazor.
Gelombang kedua tiba sekitar Juni 1962.
Pesawat-pesawat ini langsung memperkuat Skuadron ke-117/Skadron Jet Pertama di Pangkalan Udara Ramat David.
Sedangkan dari gelombang pengiriman terakhir, pada 1964, jet-jet ini ditempatkan di Skuadron ke-119/ Skuadron Atalet yang bermarkas di Pangkalan Udara Tel-Nov, dekat Tel Aviv.
Baca Juga : Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel Lewat Perang Enam Hari yang Berdarah-darah
Di Israel, jet-jet Mirage ini dinamai Shahak yang bermakna “harapan”.
Selain Mirage-IIICI, Israel juga mendapatkan tipe Mirage-IIIB yang bertempat duduk ganda.
Mirage III R berkemampuan Recce (tempur dan pengintai), juga dilengkapi kamera di hidungnya.
Sambil diterbangkan, para ahli Israel kemudian mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pesawat-pesawat itu.
Hal ini penting dilakukan mengingat pesawat-pesawat tersebut akan bertarung melawan MiG-21 yang sangar.
Belakangan setelah Kapten Munir Refka dari AU Irak yang membelot “menyerahkan” sebuah MiG-21 ke Israel, para ahli di AU Israel malah terkejut.
Pasalnya setelah “dibedah” diketahui bahwa ternyata terlalu riskan mengerahkan Mirage III sebagai lawan MiG-21.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR