Advertorial

Skandal Gagal Israel di Mesir: Saat Operasi Lavon Berjalan Menyimpang

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Operasi ini dilakukan secara terselubung dan rahasia agar pihak yang disalahkan adalah Ikhwanul Muslimin,  dll.
Operasi ini dilakukan secara terselubung dan rahasia agar pihak yang disalahkan adalah Ikhwanul Muslimin, dll.

Intisari-Online.com- Peristiwa Lavon sendiri adalah operasi rahasia Israel yang gagal.

Operasi dengan kode bernama Operasi Susannah ini dilakukan di Mesir pada Musim Panas tahun 1954.

Sebagai bagian dari operasi, sekelompok orang Yahudi Mesir direkrut oleh intelijen militer Israel untuk memasang bom.

Bom itu ditargetkan untuk berada di dalam sasaran sipil, bioskop, perpustakaan, dan pusat pendidikan Amerika di Mesir, Amerika, dan Inggris.

Baca Juga : Ini Cerita tentang Shahak, Jet Tempur Israel yang Sukses Menghancurkan Negara-negara Arab secara 'Licik '

Serangan itu nantinya harus disangkakan padaIkhwanul Muslimin, Komunis, atau kaum nasionalis lokal dengan tujuan menciptakan iklim kekerasan dan ketidakstabilan.

Operasi ini akhirnya sama sekali tidak memakan korban meski telah menghabiskan biaya yang cukup tinggi.

Kemudian dikenal sebagi Peristiwa Lavon, yakni setelah menteri pertahanan Israel Pinhas Lavon dipaksa mengundurkan diri karena insiden tersebut.

Tujuan

Baca Juga : 4 Jet Tempur Israel Serang Suriah, Pesawat Militer Rusia Rontok

Pada awal 1950-an, Amerika Serikat memulai kebijakan yang lebih aktif untuk mendukung nasionalisme Mesir.

Sebuah hal yang bertentangan dengan kebijakan Inggris untuk mempertahankan hegemoni regionalnya.

Israel khawatir bahwa kebijakan ini, yang mendorong Inggris untuk menarik pasukan militernya dari Terusan Suez, akan mendorong Presiden Mesir Nasser untuk melakukan invasi militer terhadap Israel.

Sehingga, pada musim panas tahun 1954, Kolonel Binyamin Gibli memutuskan untuk memulai Operasi Susannah.

Baca Juga : Pasangan Bule di Bali Ini 2 Tahun Tak Sikat Gigi dan Hanya Makan Buah, Saat Diperiksa Hasilnya Bikin Dokter Tak Percaya

Tujuannya adalah untuk melemahkan kepercayaan Barat pada rezim Mesir.

Operasi ini dilakukan secara terselubung dan rahasia agar pihak yang disalahkan adalah Ikhwanul Muslimin, Komunis, pihak yang tidak puas, atau kaum nasionalis lokal.

Operasi itu dimulai menggunakan bom buatan sendiri yang terdiri dari kantong berisi asam yang ditempatkan di atas nitrogliserin, dimasukkan ke dalam buku dan ditempatkan di rak perpustakaan.

Beberapa jam kemudian ketika asam bereaksi, bom akan meledak.

Baca Juga : Kakek Nikahi Mahasiswi dengan Mahar Rp1,4 Miliar Resmi Bercerai Setelah Sidang 8 Bulan

Mereka berhasil menimbulkan kerusakan namun tak memakan korban.

Sebelum kelompok memulai operasi, agen Israel Avri Elad dikirim untuk mengawasi operasi.

Avri Elad diduga memberitahu orang-orang Mesir mengenai pelaku yang sesungguhnya.

Pihak berwenang Mesir pun berhasil menangkap tersangka, Philip Natanson ketika bomnya tengah gagal dinyalakan di sakunya.

Baca Juga : Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Dubai: Sonapur, Tempat Ratusan Ribu Buruh Hidup dengan Sangat Menderita

Setelah diusut lebih jauh hingga ke apartemennya, pihak berwenang semakin menemukan barang bukti yang memberatkannya sebagai tersangka.

Beberapa tersangkanya kemudian ditangkap, termasuk orang Yahudi Mesir dan orang-orang Israel yang menyamar.

Elad berhasil melarikan diri, sedangkan dua tersangka, Yosef Carmon dan Israel Meir Max Bineth, bunuh diri di penjara.

Operasi Susannah dan Peristiwa Lavon berubah menjadi bencana bagi Israel dalam beberapa cara.

Akibatnya,Israel kehilangan reputasi dan kredibilitas yang signifikan dalam hubungannya dengan Inggris dan Amerika Serikat.

Baca Juga : Mengintip Tradisi Berbagi Istri di Sebuah Desa Terpencil Himalaya

Artikel Terkait