Kini sebagian besar anggota kelompok itu tinggal di kawasan permukiman Batei Ungarin dan Meah Shearim.
Baca Juga : Berita Militer - Jawab Roket Hizbullah, Israel Kembangkan Rudal yang Jangkau Seluruh Timur Tengah
Saat itu, mereka amat menentang ideologi Zionisme yang mencoba memaksakan kedaulatan Yahudi ke Palestina yang masih menjadi wilayah Turki Ottoman.
Kelompok ini amat dibenci para Yahudi pendatang baru yang pada umumnya kurang taat menjalankan agamanya.
Mereka dibenci karena memiliki keyakinan bahwa kebebasan bangsa Yahudi hanya bisa dibawa Sang Juru Selamat.
Sebagai sebuah organisasi, Neturei Karta didirikan Rabbi Amram Blau dan Rabbi Aharon Katzenelbogen.
Rabby Blau adalah warga asli Meah Shearim di Jerusalem dan aktif dalam Agudat Israel, sebuah partai politik Yahudi ultra-ortodoks, di masa Mandat Palestina.
Namun, pada 1930-an, Agudat Israel mulai mengadopsi banyak kompromi dan mulai mengakomodasi ide-ide gerakan Zionisme.
Hal ini membuat Rabbi Blau gerah dan memutuskan keluar dari partai itu pada 1937 dan bersama Rabbi Katzenelbogen kemudian mendirikan Chevrat HaChayim yang kemudian dikenal sebagai Neturei Karta.
Sebagai sebuah organisasi baru, Neturei Karta tak bebas bergerak bahkan dibenci sesama kelompok Yahudi Ortodoks yang sama-sama menentang Zionisme.
Menurut harian The Guardian, bahkan di antara kalangan Haredi atau lingkaran Yahudi ultra-Ortodoks, Neturei Karta dianggap sebagai cabang yang amat liar.
Baca Juga : Selangkah Lagi Israel akan Jadi Negara Superpower Militer di Dunia, Ini Syaratnya
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR