Menyadari jika perseteruan bersenjata sewaktu-waktu bisa pecah, apalagi setelah pasukan Inggris meninggalkan Palestina, kedua belah pihak kini makin memperkuat pasukan-pasukan tempur yang dimiliki.
Dalam skala lokal kekuatan tempur baik warga Israel maupun Arab Palestina pun sudah sering bentrok dan menimbulkan korban jiwa.
Untuk mendapatkan persenjataan warga Israel berusaha meminta kepada pasukan Inggris yang memiliki banyak depo senjata .
Cara ini cukup efektif dengan perhitungan jika pasukan Inggris ditarik dari Palestina tidak semua persenjataan akan dibawa maka milisi Israel pun mendapat persenjataan yang memadai.
Sedangkan warga Arab Palestina mendapatkan persenjataan dari negara-negara Arab meskipun datangnya persenjataan yang sangat dibutuhkan perlu waktu cukup lama.
Baca Juga : Pertikaian Arab–Israel: Lahirnya Negara Israel dan Terjadinya Perang Arab-Israel
Warga Arab Palestina juga membentuk kelompok pertahanan seperti Najadu dan Futuwa serta pasukan-pasukan gerilya yang sudah berpengalaman dalam PD II.
Salah satu pimpinan kelompok gerilyawan yang kemudian menjadi tokoh besar dan menjadi buruan orang-orang Israel adalah Hassan Salameh.
Negara-negara Arab berkomitmen tidak hanya membantu warga Arab Palestina dalam bentuk bantuan persenjataan tapi juga dalam bentuk pengiriman pasukan tempur dalam jumlahnya besar.
Misalnya, Yordania menyiapkan sebanyak sepuluh ribu pasukan dan dukungan tank lapis baja, Mesir menyiapkan lima ribu pasukan, Irak menyiapkan sepuluh ribu pasukan dan batalyon lapis baja serta dukungan pasukan dari Arab Saudi.
Sementara negara Arab lainnya yang akan mengirimkan ribuan pasukan, ratusan tank dan sekaligus kekuatan udaranya adalah Suriah.
Serbuan negara-negara itu tinggal menunggu waktu yang tepat. Yakni, ketika semua pasukan Inggris sudah ditarik mundur dari bumi Palestina.
Perang Arab dan Israel akhirnya pecah, meskipun PBB berusaha mendamaikannya, konflik Arab-Israel terus saja berlanjut hingga saat ini mengingat warga Arab Palestina belum mendapatkan negara yang merdeka. (Agustinus Winardi)
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR