Advertorial
Intisari-online.com - Platform media sosial Path dikabarkan segera tutup atau berhenti beroperasi.
Kabar ini jadi ramai perbicangan warganet setelah dalam unggahan di aplikasinya, Path menyebut "The Last Goodbye" (selamat tinggal yang terakhir).
Postingan Path tersebut dipercantik dengan ikon-ikon Path yang berdiri berjajar di depan background merah khas Path.
Baca Juga : Apa Itu #PathDaily dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Gegara unggahan tersebut para warganet pun bereaksi.
Mereka yang sempat menikmati fitur-fitur Path mengunggah status di Twitter dengan tagar 'Path'.
Berkat cuitan mereka, nama 'Path' pun menjadi trending topic di Twitter pagi ini.
Sebagian besar warganet memberikan reaksi sedih dan haru.
Akun @nur_yanty misalnya. Dia mengaku bersedih mendengar kabar mengejutkan ini.
Sementara akun @LuvlyNesa juga merasakan hal serupa. Katanya banyak kenangan yang ditinggalkan oleh Path.
Meski kabar Path tutup begitu heboh di dunia maya, sampai saat ini belum ada informasi resmi dari pihak Path.
Bahkan semua fitur yang disediakannya masih bisa dijalankan dengan baik.
Pengguna masih bisa mengunggah judul lagu, film, hingga buku yang sedang dinikmatinya.
Selain itu, tidak tampak juga pengumuman tutupnya platform tersebut pada timeline, sebagaimana banyak dibagikan netizen di media sosial.
Belakangan ini, Path memang sudah terlihat sepi.
Sangat berbedadibandingkan dengan ketika masa jayanya beberapatahun lalu.
Saat masih berjaya, keluarga Bakrie malah sempat dikabarkan membeli saham Path.
Baca Juga : Lewat Path, Perempuan Ini Nyatakan Benci dengan Ibu Hamil di KRL
Melansir berita Kompas.com yang dirilis 28 Februari 2014,Path angkat bicara mengenai isu yang mengatakan bahwa Bakrie Global Group ( Bakrie Telecom) memiliki saham mayoritas di perusahaan tersebut.
Path mengklarifikasi bahwa kepemilikan saham Bakrie tak lebih dari satu persen.
Dalam sebuah keterangan kepada media, Path mengatakan, Bakrie merupakan salah satu dari sejumlah investor yang berpartisipasi dalam investasi Seri C untuk Path yang totalnya mencapai 25 juta dollar AS (atau Rp 304 miliar) pada Januari 2014.
Sebagian kecil dari investasi Seri C tersebut berasal dari Bakrie Global Group.
Sedangkan sebagian besar lainnya berasal dari investor lain, antara lain Greylock, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital.
Baca Juga : Kebiasaan Orang Indonesia Saat Main Path