Si veteran tua Werbell, tahun lalu, dalam usia 65 tahun, meninggal dunia karena kanker prostat. Kini usahanya itu dilanjutkan oleh putranya.
Alat utama bisnis ini adalah Majalah Soldier of Fortune di Colorado (juga bisa dibeli di Jakarta). Dalam. rubrik redaksinya, pembaca bisa memperoleh informasi mengenai senjata-senjata terbaru dan tentang pasukan-pasukan istimewa.
Ada iklan-iklan penawaran buku, seperti "Buku Petunjuk Lengkap Mengenai Trik-trik Lihai", "Bagaimana membunuh secara tepat".
Baca Juga : Kisah Napi Teroris yang Urung Meledakan Bom yang Sudah Terpasang Gara-gara Melihat Wanita Berjilbab
Tentara bayaran profesional dan petualang amatir dapat memesan senjata segala macam jenis dan granat. Satunya berharga 19,95 dolar.
Juga di tempat itu para veteran Perang Vietnam atau para lulusan serdadu bayaran bisa menawarkan jasanya.
Setiap tahun di musim gugur, majalah revolver itu mengadakan pameran alat-alar perang dan cara penggunaannya.
Mulai tanggal 18 sampai 22 September di Las Vegas, diadakan demonstrasi menembak cepat dengan senjata api, operasi pengayau dan seminar-seminar mengenai kedudukan militer di Afghanistan, di Timur Tengah dan Amerika Tengah.
Menurut perkiraan seorang redaktur majalah itu, di AS terdapat sekitar 300 orang bekas Komandan Tinggi Angkatan Perang, yang siap menjadi pasukan tempur istimewa dengan gaji paling sedikit 2.000 dolar setiap bulannya.
Sedang 10.000 orang lainnya yang pengalaman militernya lebih terbatas, seminggunya mau digaji sekitar 250 sampai 400 ribu rupiah.
Promosi gratis
"Itu sih bukan serdadu bayaran. Mereka maunya hanya perang-perangan," ujar Camper sinis. Sebaliknya, hidup Camper berjalan normal. "Sekolah Tentara" Camper terletak 25 mil (± 40 km) barat daya Birmingham di Alabama.
Daerah tempat latihannya yang luasnya mencapai 3 km2 itu menyamai hutan tropis. "Seperti daerah-daerah di Amerika Tengah dan Asia Tenggara," demikian Camper mengingat pengalamannya.
Pada tanggal 19 November tahun lalu muncul empat orang Sikh. "Mereka terutama ingin belajar bagaimana melakukan serangan dengan bahan peledak," kata pimpinan sekolah teroris itu.
Tidak aneh bagi Frank Camper. "Karena itu termasuk dalam program kami."
Dari pembicaraan malam hari dengan murid-murid yang antusias itu, diketahui, mereka adalah anggota salah satu organisasi Sikh yang revolusioner.
Mereka bermaksud untuk membalas dendam atas diledakkannya Kuil Emas oleh pemerintah India pada bulan Juni 1984 yang lalu.
Kata Camper, "Mereka ingin membunuh perdana menteri dan rencananya ingin meledakan instalasi pembangkit nuklir India. Bahkan mereka sampai ingin belajar dari saya bagaimana meracuni tempat air minum."
Baca Juga : Stres Gara-Gara Tuannya Gugur Saat Memerangi Teroris, Anjing Militer Ini Ikut-Ikutan Mati
Camper menolak hal ini. Apakah ini segera dilaporkannya pada FBI? Tidak, karena dari pengalamannya mendidik, banyak muridnya yang sering asal bicara saja, entah benar entah tidak.
Ketika juru bicara dari keempat orang Sikh itu karena suatu pertikaian bersenjata, cedera terkena tembak, barulah Camper melaporkannya pada polisi. FBI datang menjengkuknya dan mengawasinya secara tidak menyolok.
Seminggu sebelum kunjungan PM India ke AS pada bulan Juni, agen FBI negara bagian AS berhasil membongkar rencana pembunuhan Gandhi.
Setengah lusin orang Sikh waktu itu ditahan. Salah seorang dari empat murid Camper, berhasil melarikan diri. Dia itu adalah pemuda berusia 25 tahun, yang pada formulir pendaftaran tercatat bernama Lai Singh.
Pada tanggal 23 Juni sebuah kopor berisi bom waktu telah meledakkan Jet Air India sebelum mendarat di London.
Sejak itu pencarian orang yang meletakan bom itu gencar dilakukan. Diduga keras seseorang yang ketika membeli tiket mencantumkan namanya L. Singh dan menyerahkan dua kopor, tapi dia sendiri tidak ikut.
"la itu sebenarnya pemuda yang simpatik," kata Frank. Meletakkan bom tidak termasuk pelajaran yang diberikan oleh Frank.
Sejak Frank menjadi terkenal, karena dia yang memberi gambaran siapa pelaku peledak pesawat Air India itu pada FBI, Frank jadi takut kalau kelompok Sikh militan akan membalas sakit hati kepadanya.
Juga FBI tidak suka pada spesialis teroris itu: Camper sudah berbicara terlalu banyak untuk mempromosikan sekolahnya. Memang dia berhasil. Kursus berikutnya untuk menjadi pembunuh ternyata sudah penuh.
Baca Juga : Shotgun, Senjata Pendobrak Andalan Pasukan Antiteror untuk Menjebol Pintu Baja Sekaligus Pembasmi Teroris
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR