Josephine Modong, seorang pekerja bantuan lokal juga berkata bahwa pengusaha lokal menggunaan anak-anak untuk menjual produk mereka dengan imbalan makanan.
Baca Juga : Vivo V11 Pro Mirip Tampilan iPhone, Ini Harga dan Spesifikasi Lengkapnya!
Menurut International Labour Organization (ILO), seorang anak tidak diperbolehkan bekerja di bawah usia legal minimum negara, yaitu 15 tahun di sebagian besar negara.
Pekerjaan yang berbahaya seperti penambangan termasuk kategori pekerjaan terburuk untuk anak.
Sementara pemerintah Sudan selatan tidak memiliki statistik di seluruh negara mengenai jumlah pekerja anak.
Dia berpendapat bahwa masalah itu bukanlah 'bencana' dan bahwa para majikan mematuhi hukum internasional.
Dia tidak sadar bahwa anak-anak bekerja di tambang di banyak wilayah negara ini.
Titus Lopir berusia 8 tahun ketika dia mulai mencuci piring di sebuah hotel di kota Kapoeta.
Selama dua tahun, anak itu bekerja setiap hari tanpa dibayar, hanya diupah dengan makanan dan tempat berteduh.
Padahal pekerjaannya banyak, termasuk menyalakan api di dapur pada malam hari, memasak untuk staf fan membersihkan piring-piring pelanggan.
Anak itu berkata bahwa pekerjaannya sulit, tetapi dia tidak punya pilihan.
Sekarnag dia sudah 12 tahun dan telah masuk keluar dari kelas di sekolah asrama selama dua tahun.
Dia sering menghilang selama berbulan-bulan untuk mendapatkan uang dengan menjual ponsel curian atau pakaian bekas.
Padahal, anak itu ingin tetap tinggal dan belajar agar bisa menjdi dokter.
Baca Juga : Kebiasaan 'Mandi Bersama' di Jepang yang Unik dan Bikin Ketagihan tapi Banyak Aturannya
Source | : | China Daily |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR