Advertorial

Her Pads, Pembalut Pendeteksi Kanker Karya Mahasiswa ITB yang Juarai Lomba Inovasi

Intisari Online
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com -Hibar Syahrul Gafur, mahasiswa Manajemen Rekayasa Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Bandung ( ITB) berhasil meraih juara 1 ajang Kino Youth Innovator Award (KYIA) 2018.

Dalam kompetisi ini, generasi muda, khususnya mahasiswa S1 diajak menciptakan inovasi yang kreatif.

Tahun ini, kompetisi yang diselenggarakan PT. Kino Indonesia Tbk. itu berlangsung 28-31 Agustus 2018.

Baca Juga : Bukan Cuma Lulusan Keguruan, Ribuan Lulusan Kedokteran Juga Gigit Jari Akibat Banyak yang Nganggur!

1. Pembalut pendeteksi kanker serviks

Tahun ini KYIA menangkat tema "Empower Life through Nature: Leveraging Indonesian Natural Resources for Sustainable Development in Harmonious with Current Trend".

Di tahun ketiganya, kegiatan KYIA 2018 diawali dengan roadshow ke-20 universitas di Indonesia dan juga telah menyaring 10 dari 327 proposal untuk maju ke babak final.

Dikutip dari laman resmi ITB, Hibar, sapaan mengatakan produk inovasi yang dilombakan diberi nama "Her Pads".

Baca Juga : Israel Ledakkan 5 Pesawat Mig-21 Soviet dalam 3 Menit, Mesir Terbitkan Larangan Tertawa, Ini Kisahnya

"Her Pads" merupakan produk inovasi bidang kesehatan, yaitu pembalut pendeteksi kanker serviks.

Hibar sendiri telah melalukan riset selama tiga bulan untuk mengembangkan produk inovasinya itu.

2. Terinspirasi dari sang ibu

Ia menambahkan, "Her Pads" terinspirasi dari ibunya yang dulunya adalah pejuang kanker serviks.

Melihat perjuangan ibunya melawan kanker serviks inilah, Hibar ingin inovasinya bisa menjadi suatu alat peringatan dini kanker serviks sehingga penderika kanker serviks bisa mendapatkan penanganan dini yang lebih cepat.

Selain itu ia juga berharap kedepannya produk ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat internasional.

“Saya ingin dengan karya-karya yang saya buat orang-orang bisa terbantu, salah satunya dengan Her Pads ini,” tutur Hibar bungsu dari dua bersaudara ini.

Seleksi KYIA 2018 yang harus dilalui oleh penggemar Steve Jobs ini bisa dibilang cukup sulit meski hanya ada seleksi proposal untuk menuju tahap final.

Baca Juga : Rupiah Anjlok, 5 Kebiasaan Masyarakat Indonesia Ini Ternyata Juga Jadi Penyebabnya, Lo!

Pada tahap final Defense Challenge, Hibar harus mempresentasikan dan mempertahankan ide inovasinya di hadapan para juri yang berpengalaman di bidangnya.

3. Peserta termuda di babak final

Menariknya, saat di babak final, Hibar adalah peserta termuda sebagai mahasiswa tingkat dua. Kompetitor lain mayoritas berasal dari mahasiswa tingkat akhir.

Tambahan lagi, ia mempelajari ilmu kesehatan, khususnya di bidang kanker, dari dasar karena inovasi yang ia buat bukanlah ruang keilmuannya di kampus.

"Her Pads" bukanlah produk inovasi pertama bagi Hibar. Sebelumnya ia pernah mengembangkan inovasi sepatu listrik anti pelecehan seksual.

Lewat inovasi ini, Hibar mendapatkan medali emas kategori Safety and Health dalam kompetisi Internasional Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2013 di Malaysia.

Untuk prestasinya itu, Hibar mendapatkan penghargaan Bela Negara dari Kementerian Pertahanan dengan usia termuda di tahun 2014.

“Jangan takut berbeda dari yang lain, kita semua punya potensi. Kita jangan melihat segala hal dari sudut pandang yang rumit, jangan mempersulit diri. Terakhir, jangan takut untuk berinovasi, karena dari ide yang kecilpun tentunya bisa menjadi hal yang besar,” pesan Hibar.

(Yohanes Enggar Harususilo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembalut Pendeteksi Kanker Antar Mahasiswa ITB Raih Juara Inovasi".

Baca Juga : Ronggowarsito, Pujangga Kraton Surakarta yang Ramalkan Datangnya 'Zaman Edan', Kapan Itu Terjadi?

Artikel Terkait