Penyakit ini telah menempuh jarak yang sangat jauh di daerah produsen daging babi terbesar di dunia yaitu di Jiamisu, Heilongjiang, di perbatasan dengan Rusia ke Wenzhou, di Provinsi Zhejiang.
"Kami hanya melihat permulaan. Kami belum melihat akhirnya," kepala petugas hewan FAO.
Baca Juga : Karya Agatha Christie Sesuai dengan Pribadinya yang Sulit Ditebak
Para peneliti percaya virus itu mungkin telah datang ke China melalui makanan yang terkontaminasi yang diumpankan ke babi, itu bisa menyebar ke negara lain dengan cara yang sama.
Meskipun China adalah produsen daging babi utama, sebagian besar produksinya dikonsumsi di dalam negeri.
Banyak negara, termasuk Australia, melarang babi dan produk yang mengandung babi dari China karena risiko pengenalan penyakit ternak lainnya seperti penyakit mulut dan kuku. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)
Source | : | scmp.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR