“Restoran-restoran langganan saya sungkan mempekerjakan saya,” keluhnya saat itu, sambil menggelengkan kepala kepada Yoon Suh Kyung, wartawan The Straits Times.
Roy Suryo, Pakar Telematika yang Kepakarannya Diragukan Banyak Pihak
“Beberapa kolega dan teman saya masih di sana, sehingga mereka merasa aneh bila saya kini melayani melayani teman-teman saya sendiri.”
Untung, Hotel Lotte tidak berpendapat demikian. Ia mulai masuk kerja tanggal 1 April 1998.
Meski kepala pelayan sempat meragukan keseriusannya, Suh membuktikan betapa serius ia memandang pekerjaan barunya.
Bahkan semangat bekerjanya dilandasi alasan moral yang dalam.
Katakanlah, semacam ekspresi penyesalan yang mendalam sekaligus menjalani "denda" sukarela.
"Perusahaan saya bangkrut gara-gara saya salah perhitungan. Saya amat keliru sehingga saya tidak pantas melamar pekerjaan tingkat tinggi seperti itu lagi."
"Ketika krisis IMF terjadi, .... Bukankah sebagian gara-gara saya juga? Kami terlalu berani meminjam dana bank .... krisis ekonomi di negeri kami terutama akibat orang-orang seperti kami ini," ujarnya saat itu, pelan.
Namun ia melakukan ini tak cuma demi dirinya sendiri.
"Mudah-mudahan, karena melihat teladan saya, orang-orang yang kehilangan pekerjaan, menjadi tabah. Jangan pikirkan pekerjaanmu yang dulu. Pikir dan bersiaplah untuk masa depan."
Besar kemungkinan, berkat orang-orang macam Suh pulalah Korea Selatan bisa bangkit lagi.
Kekurangan Membawa Berkah, Orang-orang Cebol di Ekuador ini Kebal Kanker dan Diabetes
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR