Lepke mengumpulkan tim pembunuh bayaran besar untuk menegakkan kontrolnya atas bisnis gelap ini.
Baca Juga : Ngeri, Dokter Temukan Laba-laba Hidup Asyik Buat 'Rumah’ di Dalam Telinga Seseorang
Pada suatu waktu, tim ini disebut telah memiliki anggota sebanyak 250 orang pembunuh.
Lepke juga mulai mengoordinasikan operasi dengan raja kejahatan besar lainnya di seluruh negeri.
Dengan beberapa nama terkenal seperti Lucky Luciano, Meyer Lansky dan Dutch Schultz, Lepke hampir mengendalikan kejahatan terorganisir di seluruh negeri.
Pada tahun 1935, Schultz ingin membunuh Jaksa New York, Thomas Dewey, tetapi Lepke khawatir hal itu akan menyebabkan munculnya pengawasan dan tekanan yang lebih ketat dari penegak hukum.
Baca Juga : Tak Hanya Terhadap Dollar AS, Rupiah Juga Ada di Titik Terendah Terhadap Ringgit Malaysia
Untuk itulah Lepke justru membunuh Schultz demi keamanan organisasinya.
Namun untuk menghasilkan lebih banyak pemasukan Lepke memberi komando untuk melakukan pembunuhan pada anggota Murder Inc.
Pada tahun 1933 Murder Inc diberi wewenang untuk membunuh siapa saja yang disetujui oleh sindikat untuk mendapatkan keuntungan lebih.
Pasukannya yang melindunginya dari saingan membuat bisnisnya di atas awan.
Belum lagi hakim dan petugas juga kerap dibayarnya demi keamanan Lepke dan sindikat Murder Inc. Lepke tak pernah gagal meloloskan diri dari jerat hukum.
Hingga bisnisnya tumbuh dengan pesat, setidaknya Murder Inc telah mengumpulkan uang USD 50 Juta pertahun (sekitar Rp748 Miliar)
Namun karena Lepke adalah penjahat utama Amerika, ia dikhianati oleh anak buahnya sendiri dan dieksekusi pada 1944.
Baca Juga : Xiaomi Redmi 6 dan 6A Gunakan Prosessor MediaTek, Penurunan Kualitas Atau Peningkatan?
Source | : | History.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR