Intisari-Online.com – Setelah kasus persekusi dr. Fiera Lovita, kini beredar lagi kasus persekusi terhadap seorang remaja bernama Putra Mario Alfian.
Dalam video yang beredar luas itu, Mario ditampar oleh sejumlah orang yang mengaku dari ormas keagamaan dan diminta menandatangani surat permintaan maaf di atas materai.
(Baca juga: Meski ‘Digital Native’, Gen Z Sangat Mementingkan Privasi di Media Sosial )
Sepotong cuplikan seseorang di video itu mengatakan, "Besok lu temen-teman lu yang sama etnis kayak lu juga lu nasehati ... ini udah kejadian di gua, supaya nasibnya gak sama kaya lu. Ini mending lu gak diapa-apain, Di Jakarta Barat udah gak berbentuk ...."
Menurut Damar Juniarto, koordinator regional Southeast Asia Freedom of Expression Network (SafeNet), saat ini SafeNet mencatat ada 59 orang yang ditarget persekusi. “Sebarannya merata di Indonesia dan berdasarkan pemetaan, paling besar di Jawa Barat," kata Damar.
Media sosial memang menjadi penyaluran beberapa orang untuk mengeluarkan uneg-uneg dan ketidaksukaan pada orang atau organisasi. Banyak yang mengira bahwa media sosial itu masih rimba tak berhukum. Padahal, seperti dunia nyata, dunia maya pun memiliki etiket yang harus dipahami dan ditaati oleh para pemakainya.
(Baca juga: Ingat! Media Sosial Tidak Diciptakan untuk Anak dan Remaja, Orangtua Wajib Berhati-hati!)
Menurut Donny B.U, Direktur Eksekutif ICT Watch, etika utama yang mesti dilakukan seseorang sebelum menulis komentar di media sosial adalah berpikir. Ya, sebelum jari kita menekan tombol posting untuk menyebar pesan, meme, atau artikel berita, mesti sudah kita pikirkan dengan matang.
“Think before posting. Karena orang kan mentang-mentang pakai media sosial, gadget, lalu seolah tidak berhadapan langsung dengan yang bersangkutan. Merasa tidak ada konsekuensi,” ujarnya kepada KompasTekno beberapa waktu yang lalu.
Donny juga menyarankan netizen untuk mempertimbangkan segala konten media sosial mereka berdasarkan tiga langkah ini.
(Baca juga: Sering Menghitung “Like” di Media Sosial Adalah 1 dan 10 Ciri Orang Narsis)
1. Bayangkan mengucapkannya langsung
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR