Menurut Smithsonian, sistem navigasi menentukan posisi pesawat dengan menggunakan bintang yang terlihat melalui lensa di bagian atas setiap unit.
Baca Juga : Ginjal Anda Bisa Terjamin Kesehatannya Jika Rutin Konsumsi 5 Sayuran Ini
Titik referensi tersebut menawarkan panduan kursus dengan akurasi 91 meter.
Sistem sensornya sangat sensitif sehingga bisa mendeteksi bintang di siang bolong saat masih di daratan.
Pihak militer nampaknya masih melihat bagaimana mereka dapat menerapkan sistem navigasi angkasa (perbintangan) untuk desain masa depan guna pertempuran yang tak perlu mengandalkan GPS.
Bahkan baru-baru ini, Los Angeles Times melaporkan pada tahun 2015 bahwa Akademi Angkatan Laut AS telah mengajarkan kembali bagaimana mengoperasikan navigasi dengan menggunakan bintang.
Baca Juga : Cara China 'Menjajah' Negara-negara Lain: Beri Pinjaman yang 'Mustahil' Dilunasi
Hal ini dilakukan setelah menghentikan teknik ini lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
Motif dari ini jelas bukan karena nostalgia maritim.
Melainkan meningkatnya rasa takut terhadap serangan cyber yang dapat merusak jaringan GPS.
Baca Juga : Baru Berusia 22 Bulan, Balita Ini Hilang di Hutan Selama 4 Hari, Kondisinya Menyedihkan saat Ditemukan
Source | : | The Vintage News |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR