Dengan operator radio Israel yang berbahasa Rusia untuk memantau komunikasi Soviet, IAF memiliki ide brilian.
Operasi Rimon 20 akan menjadi perangkap tikus udara.
Baca Juga : Baru Berusia 22 Bulan, Balita Ini Hilang di Hutan Selama 4 Hari, Kondisinya Menyedihkan saat Ditemukan
"Rencananya cukup sederhana," tulis sejarawan Shlomo Aloni.
"Empat Mirage akan diterbangkan untuk mengintai area terbang Mig-21 Soviet. Setiap pasang Mirage bersenjata akan terbang sangat dekat satu sama lain."
Hal itu bertujuan untuk mensimulasikan pada layar radar pengintaian Mirage tak bersenjata.
Sementara itu, beberapa pesawat Phantom dan Mirages akan bersembunyi di ketinggian rendah di luar jangkauan radar Mesir dan menunggu untuk menerkam Soviet.
Baca Juga : Cara China 'Menjajah' Negara-negara Lain: Beri Pinjaman yang 'Mustahil' Dilunasi
Kemudian, pada Kamis sore 30 Juli, Soviet terbang memasuki jebakan.
Dari beberapa lapangan udara di Mesir, dua puluh empat MiG-21 bergegas untuk mencegat pesawat pengintai palsu.
Namun seketika dua pengintai palsu itu berubah menjadi enam belas jet Phantom dan Mirage III.
Dalam tiga menit, lima Mig-21 telah ditembak jatuh, dua oleh Phantom, dua oleh Mirages dan satu pembunuhan gabungan.
Atas keberhasilan itu, beberapa orang Mesir justru menertawakan kegagalan pihak Soviet.
Bahkan, setelah pertempuran, Nasser terpaksa mengeluarkan perintah eksplisit untuk tidak menertawakan instruktur Rusia di skuadron.
Baca Juga : Gara-gara Ulah Pesawat Jet F-16, Nelayan Jepang Minta Ganti Rugi Rp12 Miliar kepada Amerika
Source | : | nationalinterest.org |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR