Cara ia meninggalkari Bataan untuk mempersiapkan ofensif dikemudian hari dari Australia, sungguh karaktetistik bagi pribadinya. Karena bawahannya sudah memperingatkan, bahwa perintah dari Departemen Pertahanan saja tak akan dihiraukannya, President Roossevelt sendiri mesti memberi dia perintah untuk meninggalkan Filipina dan mundur ke Australia.
Baca juga: Terowongan di Bawah Sungai Rhein Saat Perang Dunia Ternyata Tidak Diketahui oleh Sekutu
Ia meninggalkan Filipina pun bukan seperti Belanda di Hindia Belanda atau Inggeris di Singapura; malu dan kuncup. Setiba dipantai Australian ia mengumumkan, bahwa ia diperiniahkan oleh Presidennya untuk menyusun ofensif baru terhadap Jepang, dan tujuan utama dari itu ialah membebaskan Filipina. I shall return. Dan saya akan kembali.
Prestasinya di Bataan dan kepercayaan terhadap dirinya yang besar itu pun mempengaruhi Australia. Sebelum ia datang suasana di Australia pesimis. Dalam tiga minggu orang menduga serangan Jepang. Putus asa. Panik. Bingung. Kedatangan MacArthur segera merubah suasana itu menjadi penuh harapan.
Segala tindakannja mencerminkan kepastian. Memang sifat yang dibutuhkan seorang pemimpin, apalagi dimedan perang.
Begitulah ketika ia meninggalkan kota Brisbane, markas besarnya di Australia, untuk mengikuti tentaranya yang akan mulai berofensif di Irian Timur, ia akhiri sewa kamar hotel. Ia yakin tak akan kembali lagi ke Australia. Dan keyakinan ini ternyata benar kemudian.
Ketika ia mulai menyerang di Tanah Merah (Irian) ia begitu yakin akan mencapai kemenangan, hingga sebelum menyerang ia sudah suruh menyediakan alat dan bahan untuk membuat eskrim.
Kepercayaan terhadap diri sendiri ini tentu sangat baik bagi moril dan semangat pasukan yang dipimpinnya.
Akan tetapi pribadi yang kuat ini tentu mudah menyebabkan konflik dengan atasannya (jenderal Marshall, kepala staf tentara Amerika) dan kemudian dengari Presiden Truman. Terutama para rekannya merasakan sekali ambisinya yang besaar dan kepala batunya.
Sebaliknya kepandaiannya sebagai ahli perang yang dapat mencapai kemenangan dengan kerugian seminimalnya diakui oleh umum.
Baca juga: Inilah Lembah MiG, Ruang Pertempuran sekaligus Kuburan Pesawat Tempur Sekutu dalam Perang Korea
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR