Celana dalam ini dibuat dengan bahan yang cepat kering, yang diperkirakan mampu meyerap 10ml cairan setiap kali terjadi kebocoran, dan bisa menampung 100ml cairan selama masa 24 jam.
Baca Juga: Jadi, di Manakah Soeharto saat Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) Terjadi?
Dengan demikian, para penderita masalah saluran kemih dapat tetap nyaman melewati hari mereka dengan celana dalam yang terasa kering.
Begitu penjelasan dari Doktor Valer Pop, yang menjabat sebagai Chief Executive dari LifeSense Group.
“Sensor yang tertanam di dalam celana selanjutnya akan mengirimkan informasi nirkabel ke dalam aplikasi yang tertanam di ponsel."
"Selanjutnya aplikasi itu akan memberikan peringatan kepada si pasien untuk melakukan latihan dasar panggul (kegel)," sebut Pop.
Data yang terkumpul dapat digunakan untuk melacak perkembangan pasien, sekaligus menjadi dasar untuk melakukan langkah lanjutan pada penderita persoalan ini.
Ketika nanti penelitian NUH ini rampung, diharapkan para pasien sudah mampu menjadikan aplikasi tersebut sebagai bagian dari hidup mereka.
Data dari pantauan "celana dalam" itu dapat dipakai sebagai alat untuk mengambil tindakan perawatan, hingga mencapai kepulihan, demikian dikatakan Wu.
“Akan menjadi lebih mudah bagi pasien untuk berkomunikasi dengan dokter, dan semoga ini bisa mendorong mereka untuk lebih aktif melakukan terapi kegel lebih rutin." "Hanya dengan tindakan itu para pasien akan mampu memperbaiki kondisi mereka," sambung Wu.
Dia menegaskan, pasien wajib melakukan pelvic floor exercises secara rutin untuk mempertahankan efek positif yang terjadi pada kondisi mereka.
Baca Juga: Jangan Lagi Makan di Depan TV atau Komputer, Ada Dampak Berbahaya bagi Kesehatan!
Source | : | kompas |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR