Itu dikatakan oleh I Pavlovich, wakil kepala Departemen Keenam Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Secara periodik mereka berkumpul di suatu tempat, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di lapangan, semisal perselisihan kavling operasi, memutuskan standar operasi serta membuat kebijakan baru.
Kekuasaan mereka bisa melewati wewenang pemerintah. Hasil keputusan yang tidak bisa diganggu gugat akan dilaksanakan dengan patuh oleh semua jajaran sampai di tingkat bawah.
Dua cerita di bawah menggambarkan betapa mafia ini berhasil mentransformasikan diri menjadi suatu kekuatan yang dahsyat. Januari 1991, para godfather dari seluruh penjuru Rusia berkumpul untuk membicarakan keadaan darurat ekonomi.
Pasalnya, saat itu pemerintah secara mendadak menarik pecahan uang kertas senilai 50 dan 100 rubel dari peredaran sebagai upaya menghentikan larinya ke luar negeri secara ilegal serta mencegah mengalirnya "uang kotor" yang masuk.
Hampir setiap anggota mafia menyimpan secara gelap pecahan uang jenis tersebut karena pada saat itu merupakan satuan yang jumlahnya paling besar.
"Laporan di lapangan menunjukkan itulah pertama kalinya para mafiosi berkumpul dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, membicarakan cara untuk menjual atau menukar uang kertas dengan yang baru sebelum akhirnya mereka larikan ke luar negeri," kata Gurov.
"Mereka juga memutuskan ke mana uang itu harus ditukar atau diselundupkan ke luar. Tak lupa, mereka menyisihkan seperempat dari total jumlah uang tersebut untuk menyuap pemerintah."
Malam itu juga mereka langsung bergerak secara rahasia. Tanpa kesulitan yang berarti ratusan juta rubel dicuci. Ironis memang, sementara rakyat jelata bersusah payah menabung sedikit demi sedikit uangnya di bawah kasur untuk menghindari petugas pajak, kaum mafia ini melakukan kejahatan besar dengan enaknya.
Beberapa bulan kemudian para godfather berkumpul kembali untuk membicarakan program peralihan ke pasar bebas yang dicanangkan Gorbachev. Mereka amat setuju dengan program tersebut.
Sebuah pasar bebas di Sovyet tak hanya berarti menjamin tingkat mobilitas mereka, memperlonggar hubungan dengan dunia luar, memungkinkan masuknya dolar, tetapi juga kesempatan untuk melipatgandakan jumlah anggota mereka.
Baca juga: Karena Salah Ketik, Misi Satelit Uni Soviet ke Orbit Mars Berantakan
Di lain pihak, lepas dari kebobrokan ekonominya, bagaimanapun negeri ini masih menyimpan sumber-sumber alam yang paling kaya di dunia. Itu berarti, sekali privatisasi berjalan, seluruh negeri itu akan siap untuk ditawarkan bahkan "dijual" ke pasar dunia.
Di -tengah situasi seperti ini, mafia Rusia siap membuat lompatan besar; dari hanya sekadar pemberi andil di bidang ekonomi menjadi pemiliknya. Tetapi para godfather ini belum begitu siap; mereka perlu persiapan untuk privatisasi, oleh karena itu kini mereka mengulur-ulur pelaksanaan program,pemerintah.
Selama itu pula mereka selalu bertemu untuk menggalang perdamaian antaranggota dalam rangka membanguh kekuatan dan basis yang mantap.
Hanya dalam beberapa minggu sebuah kantor berita Rusia melaporkan bahwa mafia telah berhasil memprivatisasi antara 50% dan 80% dari seluruh toko, toserba, apotek, hotel, dan perusahaan jasa di Moskwa.
Sekqrang ini, menurut Piotr Filipov, penasihat Yeltsin, mafia Rusia sudah menguasai 40.000 perusahaan yang sudah diprivatisasi serta mengumpulkan uang haram dari 80% bank dan perusahaan swasta negeri itu.
Baca juga: Proyek Azorian: Misi Rahasia Howard Hughes yang Melibatkan CIA dan Kapal Selam Soviet yang Hilang
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR