Agensi-agensi idola ini juga sukses melantai di bursa saham. Seperti kesuksesan JYP Entertainment, agensi yang menaungi grup sukses seperti 2PM, GOT7, DAY6, MissA, Twice, Straykids, dll.
Per Januari 2018, dengan kesuksesan besar girlgroup Twice , peningkatan sahamnya hingga 22% senilai AS $560 juta (sekitar Rp7 triliun). Tingginya harga saham JYP ini menyalip dua agensi besar lainnya, SM Entertainment dan YG Entertainment.
Penghasilan agensi didapat dari penjualan album, CD, tiket konser, music streaming, official merchandise, iklan, dll. Namun sebenarnya bukan hanya agensi dan para artis yang menangguk laba.
Korea Creative Content Agency mencatat, industri K-Pop menyumbang hampir Rp3,5triliun devisa negara. Pada 2016, berdasar pantauan Telegraph, produk K-Pop terjual seharga AS$ 4,7 miliar (sekitar Rp62,3 triliun) di seluruh dunia.
Tentu salah satu satu penunjang populernya K-Pop juga berkat dukungan platform digital seperti Youtube. Bloomberg mencatat,sejak 2012 angka pengunjung para selebritas Korea meningkat tiga kali lipat.
Grup BTS misalnya, meraih page view lebih tinggi ketimbang Lady Gaga dan Selena Gomez. Contoh paling populer tentu video musik Psy dengan lagu Gangnam Style yang sejak dirilis Juli 2012 telah ditonton 3,1 miliar kali.
Pengakuan operasi plastik
Banyak beredar cerita bagaimana agensi terbesar Korea Selatan, seperti SM Entertainment, YG Entertainment, JYP Entertainment, dan agensi-agensi lainnya memiliki standar sendiri mengenai calon trainee untuk dilatih menjadi idols. Persaingan ketat sudah dimulai sejak tahap audisi sebagai trainee.
Di K-Pop, seorang idola memang dibentuk dan bukan hanya bermodalkan sensasi dan popularitas. Dia dididik habis-habisan untuk menjadi seorang entertainer yang memenuhi standar seorang bintang.
Standar bukan saja soal talenta bernyanyi dan menari. Soal penampilan juga harus diperhitungkan matang.
Tuntutan agensi dan penggemar di Korea Selatan terhadap kesempurnaan memang cukup tinggi. Itulah sebabnya beberapa di antara idola K-Pop, mengaku terang-terangan diminta operasi plastik.
Penulis | : | Tika Anggreni Purba |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR