Setelah proposalnya terpilih sebagai pemenang, ia diminta untuk merevisi beberapa hal, seperti bentuk tanduk dan corak batik maskot Atung.
"Beberapa revisi kami kerjakan sendiri karena bagi kami hasil dari tiga minggu itu masih bersifat draft atau proposal. Maka sebelum serah terima, kami memperbaiki typography, warna serta detail aplikasi desainnya," tandasnya.
Ada makna filosofis Bhineka Tunggal Ika dan Gelora Bung Karno Dalam logo Dan maskot Asian Games 2018
Terpilih menjadi kreator logo dan maskot Asian Games 2018 pastinya jadi kebanggaan tersendiri bagi Jefferson Edri dan tim Feat Studio.
Indonesia terpilih kembali sebagai tuan rumah ajang olahraga terbesar se-Asia setelah 56 tahun silam pernah menjadi tuan rumah. Namun pada kesempatan yang sama, proyek Asian Games 2018 juga jadi tanggungjawab besar bagi Jeff dan tim Feat Studio.
Dalam proses pembuatan logo dan tiga maskot Asian Games 2018, Jeff mengatakan, ia dan timnya melakukan riset habis-habisan soal latarbelakang ajang Asian Games.
Ia menjelaskan bahwa 11 studio agency yang menjadi finalis diberi arahan hal yang sama yaitu, sistem identitas dan maskot Asian Games 2018 harus merepresentasikan Energy of Asia.
Selain itu, identitas tersebut harus relevan dalam 3 koridor yakni, Asia, Indonesia, dan Sport.
"Dari research, kami menemukan bahwa Asian Games pertama kali dibuat dengan tujuan mempererat hubungan antar negara negara di Asia. Filosofinya, dari hubungan yang baik ini bisa menjadi kekuatan yang besar di dunia. Jadi, memang Asian Games sendiri dibentuk untuk menunjukan Energy of Asia," jelas Jeff.
Ia juga meriset soal Asian Games 1962 dulu, saat Indonesia juga menjadi tuan rumah. Ada banyak fakta menarik yang ditemukan Jeff.
Salah satu yang menarik adalah saat Asian Games 1962 di Jakarta, Presiden Soekarno sangat menunggu momen Indonesia bisa menjadi tuan rumah sebuah event internasional.
Saat itu, Presiden Soekarno melihat hal tersebut adalah kesempatan untuk menunjukan Indonesia sebagai negara hebat yang baru merdeka.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR