Baca juga: Pisahnya Putri Diana dan Pangeran Charles adalah Ramalan yang Menjadi Kenyataan
Kepada wartawan, Charles menjelaskan bahwa ia menanti sampai usia 32 tahun untuk menentukan pilihan, karena “Buat Anda lebih mudah. Anda dapat hidup bersama seorang gadis sebelum menikah dengan dia. Saya tidak bisa.”
Namun ketika ditanya, “Apakah Anda sedang jatuh cinta?” Charles menjawab tak jelas sambil tertawa, “Whatever love means ... (Apa pun artinya cinta ...).”
Pada hari itu satu dari lima orang di dunia terpaku menonton tayangan perkawinan bak dongeng ini. Banyak sekali rakyat yang memanen rezeki, termasuk para pengusaha di luar Inggris.
Hampir setahun setelah itu, pada tanggal 21 Juni 1982, lahir William. Tampaknya Charles dan Diana sangat bahagia. Namun, menurut penuturan Andrew Morton dalam Diana Her True Story, (dirilis 7 Juni 1992) Diana sudah dilanda kekecewaan semasa bulan madu, karena bulan madu mereka tidak menyisakan kesempatan privasi.
Baca juga: Kisah Puncak Kekecewaan Putri Diana Terhadap Pangeran Charles, Sungguh Bikin Nelangsa
Acaranya penuh dengan banyak jamuan resmi. Sejak hari-hari pertama perkawinan, Diana merasakan kehadiran Camilla dalam kehidupan mereka agak terlalu sering dan mengganggu.
Harry lahir pada 15 September 1984. Menurut Diana, masa menjelang kelahiran Harry hubungannya dengan Charles mencapai puncak. Tetapi begitu Harry lahir, Charles menghidupkan lagi romans lamanya dengan Camilla.
“Perang kata-kata” antara kubu Charles dan kubu Diana menggairahkan bisnis media. Perusahaan media berjaya, papparazi makin kaya, tapi relasi suami-istri ini makin memburuk.
Diana makin terpuruk. Setelah depresi, selama tiga tahun ia menderita bulimia nervosa, gangguan makan karena terganggunya kesehatan mental. Foto-foto masa itu menunjukkan bobot tubuhnya menurun drastis.
Baca juga: Sempat Sangat Dekat, Inilah Penyebab Tersingkirnya James Hewitt dari Kehidupan Putri Diana
Buku Princess Diana, The True Story yang oleh kubu Pangeran Charles dikatakan sangat sepihak itu bagi Pangeran Charles merupakan pengkhianatan total. Sebaliknya, dari sisi Diana buku itu seperti tumpahan perasaan yang selama ini tertekan karena merasa dikhianati suami.
Pada tahun yang sama terbitnya buku Andrew Morton, muncul pula rekaman pembicaraan telepon sangat intim antara Charles dengan Camilla, yang terjadi tiga tahun sebelumnya.
Lengkaplah ingar-bingar perseteruan Diana vs Charles sampai pada pidato peringatan 40 tahun takhtanya, 24 November 1992, Ratu Elizabeth menyebut tahun itu adalah annus horribillis. Tahun yang mengerikan. (Lily Wibisono – Majalah Intisari September 2017)
Baca juga: James Hewitt, Selingkuhan Putri Diana, Tapi di Mata William dan Harry Dianggap Pahlawan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR