Mausoleum
Pastilah tidak akan lengkap jika dalam kunjungan ke Lapangan Merah itu, kita tidak masuk kedalam Mausoleum yang terletak disitu. Mausoleum dari Vladimir Ilyich Lenin, pendiri Partai Komunis dan Pemerintah Soviet.
Baca juga: Fase Awal Operasi Barbarossa: Lincahnya Jerman Menginvasi Uni Soviet dalam Pertempuran Raseiniai
Pada waktu kami mengunjungi, didalam Mausoleum tersebut masih ada juga keranda yang berisi tubuh Joseph Vissarionovich Stalin.
Pada suatu sore, kami “terlibat" dalam suatu antrean seorang demi seorang yang sangat panjang. Betul-betul panjang, untuk dapat masuk mengunjungi Mausoleum. Sore itu sangat dingin dan hujan rintik-rintik.
Kami mendengar, bahwa selalu banyak rakjat yang antre demikian untuk dapat melihat jenazah Lenin yang masih terpelihara dengan baiknya itu.
Dalam antrean ini, tiga orang pemuda yang ada dibelakang kami adalah dari negara-negara Arab, sehingga sambil maju selangkah demi selangkah itu, kami bisa bercakap-cakap dengan akrab perihal perkembangan-perkembangan negara-negara Arab.
Mausoleum itu dibangun oleh A.V, Shehusev, dengan bentuk arsltekturnya yang khas, serba persegi dan kokoh, monumental tentu saja, menimbulkan suasana agung dan abadi. Diwajahi dengan labradorit hitam dan abu-abu, dan granit Ukraina yang berwarna merah-tua kecoklatan.
Lebih keatas lagi, kolom-kolom granit menyangga luasan batu dari porphyry Karelian merah yang merupakan puncak Mausoleum.
Ruangan dimana kedua keranda kaca itu berada, sejuk dan hening. Jenazah-jenazah Lenin dan Stalin itu seolah-olah dua manusia yang sedang tidur nyenyak. Dengan berpakaian lengkap, bersih dan lebih terpelihara. Pada wajah mereka, pada kedua tangan masing-masing yang keluar dari lengan jas, kulit tubuh dengan lobang-lobang pori serta rambut-rambut masih kelihatan baik.
Hanja pada tubuh Lenin yang telah lebih lama lagi waktu meninggalnya, lebih kelihatan mengeras. Sedangkan pada tubuh Stalin, masih kelihatan begitu segar. Dengan kumisnya yang tebal dan khas itu.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR