Tetapi cerita tentang vampir tidak terkikis habis. Pun tidak ketika Paus Benedikt XIV menganjurkan kepada pastor-pastornya agar jangan memperluas kepercayaan kepada vampir supaya ongkos untuk misa khusus maupun dukun bisa ditekan.
Baca juga: Menurut Teori Konspirasi Vladimir Putin adalah Drakula yang Abadi, Benarkah?
Bahkan Voltaire telah berusaha dengan sia-sia mengumumkan bahwa vampir tidak hidup di pemakaman tetapi di puri-puri orang-orang terkemuka.
Namun Graaf Dracula, "mbah" dari segala vampir hidupnya merana. Purinya lebih mirip "bangunan besar yang sudah reyot". Dari jendela-jendelanya yang tinggi hampir tidak ada sinar matahari masuk dan karena sudah ambruk kelihatannya seperti garis bengkok di langit yang terang.
Demikian gambaran Bram Stoker dari Inggris tahun 1897 ketika ia menerbitkan roman Vampir Dracula dengan bangsawan bergigi taring tajam itu. Di situ ia menggambarkan perjalanan ke puri di Borgopass di pegunungan Transsylvania demikian cermatnya sehingga saya mengambil keputusan untuk pergi ke Graaf Dracula.
Supaya lebih "siip" saya membawa teman perempuan Ginchen, karena kata orang vampir kalau boleh memilih, lebih suka darah wanita.
Baca juga: Budaya Unik Suku Mentawai, Salah Satunya Bangga Punya Gigi Runcing Bak 'Vampir'
Tak ada yang tahu Dracula
Kami berangkat naik Orient Ekpress lewat Muenchen menuju ke Wina sampai ke Budapes. Setelah keliling di keempat setasiun ibu kota Hongaria itu akhirnya kami menemukan kereta api dengan nama hebat "Transsylvania Ekspress".
Karena kami tidak mempunyai karcis, kami sogok saja kontrolirnya dengan beberapa botol bir dan dengan demikian presis seperti buku Dracula, kami "menuju ke Klausenburg ketika malam sudah tiba".
Keesokan harinya gerbong kami yang masih mempunyai bangku kayu menuju ke Bistriz melalui Transsylvania seperti yang digambarkan oleh Bram Stokker: Kadang-kadang kami melihat puri-puri kecil dan menara di lereng-lereng bukit yang terjal, presis seperti yang digambarkan dalam kronik-kronik lama.
Baca juga: Asal-usul Pemakaman Aneh Vampir Polandia Ini Diungkap oleh Para Ilmuwan!
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR