Sembari menyeruput teh khas Turki dalam gelas kecil berbentuk tulip, Erdogan lantas membandingkan para kliennya. “Saat memberikan konseling untuk pasangan Jerman, saya kerap melihat mereka bergandengan tangan. Tidak dengan pasangan Turki.”
Erdogan menekankan bahwa justru kemampuan mengekspresikan diri dan menyatakan cinta memegang peran penting dalam memperbaiki kondisi rumah tangga. Dan inilah yang acapkali tak dimiliki para pria asal Turki.
“Jangankan mengekspresikan diri, untuk bercerita kepada teman bahwa kami punya masalah saja sudah cukup sulit. Jika tak berhadapan dengan orang yang tepat, Anda akan diejek sebagai pecundang,” imbuhnya.
Ia menyebut alasannya mendirikan Kelompok Ayah dan Lelaki Turki adalah demi membantu sesama imigran beradaptasi dengan kehidupan Berlin yang jauh berbeda dengan tempat asal mereka.
Baca juga: Mustahil Angkatan Udara Turki Bisa Sebesar Sekarang Jika Bukan karena Jasa-jasa Orang Ini
Perkumpulan ini dibuat agar para lelaki bisa mengungkapkan isi hati mereka tanpa merasa tertekan atau dihakimi. Di sini, mereka bisa bercerita dan mengurangi sedikit beban.
Melalui kelompoknya, Erdogan ingin menunjukkan bahwa semua pria punya masalah dan tak perlu malu meminta bantuan. Ia pun mendorong para peserta kelompok yang sudah senior selalu berbagi pengalaman kepada yang lebih muda bagaimana mereka menghadapi masalah rumah tangga.
“Jika Anda tak merasa bahagia, tak tahu bagaimana cara mengekspresikan diri dengan benar, tak bisa menghargai diri sendiri dan pasangan, maka pasti muncul kekerasan dalam rumah tangga,” tukasnya.
Erdogan ingin mengajari teman-teman sebangsanya bagaimana menumpahkan perasaan.Tak mudah, memang. Hampir semua pria di perkumpulan itu baru bisa membuka diri setelah pertemuan ketiga. Menceritakan permasalahan keluarga sering dianggap mengumbar aib dan tak jantan.
Padahal keterbukaan adalah kunci berkomunikasi dengan keluarga. “Menjadi ayah dalam tradisi patriarkhi berarti memiliki otoritas sangat besar. Dan mereka tak boleh hanya sekadar ada, melainkan benar-benar hadir dalam kehidupan istri dan anak-anaknya.”
Dengan mimik muka serius, Erdogan menekankan pentingnya seorang anak minum bir pertamanya dengan sang ayah, bukan dengan teman-temannya.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR