Baca juga: 89 Tahun Che Guavara: Pemegang Doktrin yang Teguh, Namun Sering Kali Lupa dengan Realitas
Pada 15 April 1961, sehari setelah Castro menyatakan dirinya sosialis dengan revolusinya, tentara dalam pengasingan itu mengebom empat lapangan udara Kuba, dilanjutkan dengan serangan ke Teluk Babi.
lnvasi Teluk Babi gagal. Castro makin kuat dan kian berani. Dia serta-merta menyatakan Kuba "Negeri Sosialis" pada 1 Mei 1961. Bahkan pada 2 Desember 1961, Fidel menyebut dirinya "Marxis-Leninis" dan menerima komunisme.
Lalu muncul kehebohan soal peluru kendali. AS kaget karena Uni Soviet memasang rudal yang moncongnya diarahkan ke daratan AS, sebagai alat penangkal serangan AS ke Kuba. Tahun 1963, Presiden John F. Kennedy mengeluarkan travel warning alias melarang orang AS melancong ke Kuba.
Hubungan intim Castro - Krushchev itu bikin Che Guevara yang pro-Cina rada tersinggung. Ernesto Guevara minta mundur sebagai menteri dan komandan tentara Kuba. Tahun 1966 Che pergi perang ke Kongo, lalu raeneruskan "revolusi kerasnya" ke Bolivia.
Baca juga: Kisah Fanatisme Suporter Jepang, Jadikan Che Guevara Sebagai Simbol Perlawanan
Che Guevara yang terkenal dengan logo potretnya pada kaus oblong anak muda zaman reformasi di Indonesia, kabarnya tidak beruntung di medan perang. Jagoan taktik perang gerilya ini tewas tertembak pada Oktober 1967, bukan di Kuba atau di Argentina, tapi di Bolivia.
"Makan teman" sendiri
Bertahun-tahun kemudian, Fidel makin kokoh memimpin negeri gudang atlet voli, basket, atletik, dan tinju itu. Partai Komunis Kuba menjadi partai tunggal.
Kuba yang kaya emas, perak, batu permata, dan hasil bumi, juga mantan koloni Spanyol sejak 1511 - 1902 dan berada di bawah pengaruh AS sebelum zaman Castro, lalu memekar dari 4 menjadi 14 provinsi. di luar "Provinsi" Guantanamo di ujung timur, yang dikontrak AS sebagai penjara musuhnya AS.
Baca juga: Putri Che Guevara yang Gigih Membela Palestina Ini Khawatir Donald Trump 'Menghancurkan' Kemanusiaan
Rakyat Kuba sebagian senang, sebagian lagi tidak suka dengan negara dan pemimpinnya. Penangkapan, penyiksaan. Pemenjaraan dan "penghilangan" serta aksi kejam lainnya terhadap kaum kontra-revolusi, fasis atau agen CIA, menjadi sorotan kaum pembela hak asasi.
Konon, selama 1957 - 1987 saja, rezim Castro telah menghukum mati 37.000 - 141.000 orang. Kurangnya hak sipil, terberangusnya kebebasan pers, pelarangan terhadap organisasi oposisi politik, kecuali Sentral Buruh Kuba (Central de Trabajores de Cuba).
Kuba juga satu-satunya negara yang tidak mengizinkan Komisi Palang Merah Internasional memasuki penjara-penjara di negerinya.
Fidel sendiri perlahan-lahan luntur sikap atheisnya. Tahun 1992 Castro setuju menghilangkan batasan agama dan negara. El Comandante ini pun mengizinkan umat Katolik masuk partai komunis.
Baca juga: Lydia Guevara, Cucu Perempuan Che Guevara Dukung Aksi Solidaritas Palestina
Tahun 1998, Fidel Castro dengan setelan jas biru gelap yang bukan seragam tentara duduk nampang berdampingan dengan Sri Paus Yohanes Paulus 11 di muka umum, saat menjadi tuan rumah di Havana.
Bahkan ketika Sri Paus wafat pada 2005, Castro pun menghadiri misa di katedral untuk menyatakan bela sungkawanya. Konon Castro diketahui terakhir kali masuk katedral Havana pada 1959.
Meski Uni Soviet tahun 1991 sudah berantakan, Castro tetap tegar dan memimpin Kuba dengan segala gayanya. Ratusan ribu rakyatnya lari ke Amerika Serikat, malah puluhan ribu lainnya begitu nekat menjadi balseros alias pelarian dengan mengapungkan dirinya pakai ban dalam truk atau traktor.
Puluhan ribu warga Kuba "mengapung' ke Florida, pakai apungan ban karet dengan bat pingpong sebagai dayung, serta olesan minyak bekas sebagai antiserangan ikan hiu. Sebagian balseros tiba sebagai pelarian, sisanya tewas tertelan laut dalam atau terkoyak tewas digeragot ikan hiu.
Baca juga: Detik-detik Jelang Terbunuhnya Che Guevara, Idealis yang Tak Henti Perjuangkan Nasib Rakyat Kecil
Fidel Castro selama hidupnya tidak lepas dari segala analisis dan tafsir. Dia katanya amat setia kawan, namun dikenal sebagai "terminator" alias selalu membersihkan pesaingnya, agar hanya dialah yang ngetop terus.
Selain mengirim rekan seperjuangannya ke kancah revolusi di luar Kuba, Castro juga terbukti telah menembak mati perwira militer rekan revolusinya.
Belakangan Fidel Castro disebut-sebut oleh Majalah Forbes tahun 2005 sebagai negarawan terkaya dengan duit sampai AS $ 900 juta. Namun, ayah dari Fidelito, Alex, Alexis, Antonio, Alejandro, dan Alina ini dengan sangar bilang, "Jangan omong, buktikan kalau aku punya tabungan di luar negeri, meski satu dolar pun aku akan mundur dari jabatanku!"
Tanggal 13 Agustus ini Fidel berumur 81 tahun. Foto "bapak negara" Kuba itu pun beredar di publikasi dunia. Raul Castro masih memimpin resmi Republik Kuba, tentu sambil diawasi abangnya.
Fidel Castro masih hidup. Dia belum mati. Sekali waktu Fidel Alejandro Castro Ruz akan mati, meski revolusinya belum mati-mati.
Baca juga: 50 Tahun Terbunuhnya Che Guevara: Pemegang Doktrin yang Teguh, Namun Sering Lupa dengan Realitas
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR