Ketika Genghis Khan meninggal pada tahun 1227, dia mewariskan wilayah yang membentang dari timur laut China ke Laut Kaspia kepada putranya, Ogodei.
Baca Juga: 10 Perubahan Ekstrim Tubuh Artis Demi Peran di Film, Salah Satunya Rela Jadi Kerangka Hidup
Rangkaian keberhasilan yang tidak memenuhi syarat membawa pasukan Mongol yang luas ke Hongaria pada Maret 1241.
Pasukan Ogodei berhasil membantai sekitar 1 juta orang Hongaria.
Namun, pada bulan Desember 1241, Ogodei Khan meninggal secara tak terduga.
Tahun berikutnya, semuanya berubah. Pasukan Mongol tiba-tiba berbelok ke selatan, bergerak melalui Serbia dan kembali melalui Rusia.
Baca Juga: Jadi Bocah Termuda yang Dikursilistrikkan, Apa Kesalahan Stinney?
Meskipun klan berikutnya melancarkan serangan sesekali di kota-kota Eropa, namun invasi perang yang besar telah berakhir.
Ada beberapa hipotesis tentang alasan pasukan memilih untuk memutar arah.
Para peneliti mulai mengambil sampel kayu dari lima wilayah Eurasia untuk melacak seperti apa cuaca selama periode jangkauan paling luas bangsa Mongol.
Hasilnya diketahui bahwa dari tahun 1238 hingga 1241 iklim di Hongaria sangat dingin dan basah.
Baca Juga: Transformasi Jonatan Christie, Dari Bocah Imut Hingga Bikin Histeris Wanita di Asian Games
Khususnya pada 1242, tahun terakhir invasi Mongol ke Eropa timur diketahui musim menunjukkan sangat basah.
Keadaan itu bahkan mengakibatkan pembusukan tanaman dan mengurangi pasokan makanan bagi pasukan Mongol.
Kemungkinan para komandan Ogodei memilih rute ke selatan karena areanya yang lebih kering yang justru menjauhkan dari Eropa.
Baca Juga: Diragukan Bisa Bikin Jet Tempur Siluman, Iran Malah Pamerkan Jetnya dan Siap Gempur Israel
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR