Nero yang merasa terkekang pada banyak bidang nampaknya semakin muak dengan tingkah ibunya dan mengambil tindakan dengan membunuhnya.
Pemerintahan Nero
Hingga tahun 59, Nero digambarkan sebagai pemimpin yang dermawan.
Dia menghapuskan hukuman mati, menurunkan pajak dan mengizinkan para budak untuk protes terhadap tuannya.
Baca Juga: Bertaruh Nyawa, 21 Orang Ini Hadapi 10.000 Musuh dalam Pertempuran Saragarhi
Namun setelah pembunuhan Agrippina, gaya hidup Nero berubah menjadi hedonis yang tidak hanya ditandai oleh kemewahan diri, tetapi juga tirani.
Dia menghabiskan sejumlah banyak uang untuk kegiatan artistik.
Sekitar tahun 59 M, dia mulai memberikan pertunjukan publik sebagai seorang penyair dan pemain kecapi.
Sekitar tahun 62 M, tuduhan pengkhianatan terhadap Nero dan Senat mulai muncul.
Nero kemudian menerapkan reaksi kasar atas segala bentuk ketidaksetiaan dan kritik.
Dia mulai membunuh banyak komandan tentara, saingan, dan politisi.
Baca Juga: Antara Bung Hatta dan Zumi Zola, Sepenggal Kisah yang Mengiris Hati
Source | : | learning-history.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR