Dengan nada seolah-olah ingin meyakinkan perkiraannya, bule jangkuhg itu bertanya lagi, Anda orang Korea?"
Baca juga: Dari Churchill hingga Montgomery, Siapa Jenderal-jenderal Terpandai Selama Perang Dunia II?
"Bukan," jawab saya singkat.
"Dari Vietnam?" tanyanya lagi. Ketika jawaban saya sama dengan jawaban sebelumnya, ia nampak penasaran sambil terus menebak, “Tapi orang Asia 'kan?"
“Ya, saya orang Asia Tenggara.”
"Saya tahu sekarang," ujarnya lega, “mengapa saya tidak bilang sebelumnya, Anda orang Filipina, tak salah lagi.”
Baca juga: Berkah di Balik Musibah, Kebakaran Hutan di Irlandia Ungkap Pesan Perang Dunia II yang Tersembunyi
“Salah! Saya orang Indonesia.”
Wajahnya tertegun sejenak mendengar kata Indonesia. Ada kesan bahwa ia sudah mengenal Indonesia.
Lamunan saya melayang. Bagi sebagian besar orang asing yang saya temui di Amerika, nama Indonesia tidak bermakna sama sekali.
“Indonesia? Bagian mana dari Indonesia?” Lamunan saya buyar, berbareng dengan berondongan pertanyaan dari si pemilik toko karpet tersebut.
"Sulawesi, atau lebih dikenal di peta Barat dengan nama Celebes," jawab saya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR