Intisari-Online.com - Saat ini, SPBU menyediakan tiga bahan bakar untuk kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil adalah premium, pertalite dan pertamax.
Kebanyakan orang hanya cenderung menggunakan salah satu dari tiga jenis bahan bakar tersebut.
Namun, pada kondisi tertentu, ketika tangki kendaraan berada pada tingkat yang kritis, dan di SPBU hanya tersisa satu atau dua jenis saja, kita cenderung mengisi kendaraan kita dengan bahan bakar 'seadanya'.
Otomatis, hal itu akan menyebabkan percampuran bahan bakar antara sisa bahan bakar sebelumnya dengan jenis yang baru kita isikan pada kendaraan kita.
Baca Juga: Kurs Ringgit Juga Anjlok, Ekonomi Malaysia Melemah, Ekonomi Indonesia Kok Malah Tumbuh Pesat?
Misalnya sebelumnya diisi dengan pertalite, lalu karena kondisi terdesak harus mengisinya dengan premium.
Namun, ada pula orang yang gonta-ganti bahan bakar karena ingin mendapatkan formulasi oplosan bensin yang bagus.
Lantas, masih banyak orang mempertanyakan apakah hal itu aman untuk mesin kendaraan kita?
Dikutip dari Gridoto, Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, dosen teknik mesin ITB dan juga peneliti LAPI ITB mengatakan, "Sebaiknya kebiasaan campur bensin ditinggalkan karena mengundang harm effect."
Campuran Premium dengan Pertamax misalnya, akan mengurangi tingkat detergen yang ada di dalam bensin oplosan itu.
Kadar aditif dan detergennya rendah, deposit justru makin banyak.
Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap dan Link Live Streaming Bulu Tangkis Asian Games 2018 Hari Ini
Deposit mengundang potensi jelaga atau abu. Mulai dari banyaknya kerak di piston, kepala silinder dan sekeliling payung klep.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR