Baca juga: Kehidupan Glamor Richard Muljadi Pernah Disorot Media Luar dalam Deretan Anak Konglomerat Asia
"Salah satu pasien saya mengumpulkan kotoran dari anaknya."
Alejandro, seorang remaja SMA berusia 16 tahun, sambil memegang hidungnya, menunjukkan kepada seorang wartawan Bloomberg tiga toples mayones yang berisi campuran tinja dan air.
Senjata itu akan dilemparkan ke polisi.
Tujuan utama bom tinja ini bukan untuk melukai, tapi mempermalukan polisi.
"Kami melakukannya karena kami telah melihat hasilnya," kata Alejandro. "Ini memang busuk."
Sedikitnya 38 orang telah terbunuh dan lebih dari 750 orang luka-luka dalam enam minggu terakhir, menurut Fox News. Pasukan keamanan pemerintah telah menggunakan gas air mata dan meriam air pada pemrotes.
Seorang wanita menulis sebuah teks yang bertuliskan "Bagi tahanan politik" di atas panci plastik yang penuh dengan kotoran.
Akan tetapi tidak semua pemrotes setuju dengan poopootov. Bisa dibilang bom tinja adalah senjata biologis yang tidak sehat dan tidak tepat.
Di tengah langkanya obat-obatan dan bahan pembersih seperti sabun dan disinfektan, penggunaan bom tinja ini malah menjadi bumerang bagi rakyat kebanyakan.
Benar juga ya …
(Agus Surono)
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR