Maka seperti halnya negeri-negeri Latin Amerika lainnya, Venezuela dihadapkan pada alternatif, yaitu membebaskan diri dari modal dan pengaruh Amerika Serikat dengan risiko mempertahankan modal asing (baca AS) atau melepaskan diri dan bergabung dalam pembentukan Latin Amerika yang mau bebas dari pengaruh AS dengan risiko kekurangan modal.
Venezuela memilih jalan tenah. Ia tak lepas dari kesetiakawanan Latin Amerika yang semakin tumbuh tetapi sebaliknya ia pun tak melepaskan diri begitu saja dari modal asing yang masih dibutuhkannya untuk menumbuhkan ekonominya.
Pokoknya menempuh politik middle of the road, jalan tengah, alias moderat.
Soal lain yang harus dihadapi ialah soal pengangguran yang sudah disinggung secara sepintas di atas. Dua puluh persen dari tenaga kerja yang tersedia tak mendapatkan pekerjaan. Sebabnya oleh sumber produksi yang dimonopoli oleh minyak saja.
Baca juga: Sudah Tak Ada Harganya, Uang Venezuela Diubah Jadi Barang Kerajinan sehingga Punya Nilai Lebih Mahal
Minyak menghasilkan 90 persen dari devisa negara itu dan menanggung 8 persen dari pengeluaran nasional tapi hanya mempekerjakan 2,5 persen dari tenaga kerja yang tersedia.
Di sektor pertanian adalah masalahnya. Sektor itu semakin mempergunakan mesin. Tetapi mekanisasi yang di satu pihak menaikkan produksi itu di pihak lain mengurangi jumlah tenaga yang dibutuhkan.
Lantas dikemanakan tenaga kerja yang berlebihan itu?
Soal itulah yang kini dihadapi oleh pemerintahan Presiden Raul Leoni.
Baca juga: Kelaparan, Rakyat Venezuela Serang dan Mutilasi Sapi dan Kucing yang Mereka Temukan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR