Namun, peneliti mendapatkan temuan baru bahwa tinggi rendahnya metabolisme spesies berhubungan dengan habitat aslinya.
Baca Juga: Dahsyatnya Perang Psikologis: Saat Mesir Ditaklukkan Persia Hanya Gara-gara 'Kucing'
Spesies yang berasal dari habitat luas, seperti lautan, memiliki tingkat kepunahan yang lebih lambat meskipun tingkat metabolismenya tinggi.
Keingintahuan peneliti kemudian berlanjut untuk melihat apakah hasil penemuan mereka juga berlaku untuk spesies lainnya, termasuk manusia.
Dari hasil yang telah ditemukan, peneliti yakin bahwa hal tersebut dapat membantu memperkirakan speies mana yang paling berisiko menghilang terlebih dahulu.
Penelitian tersebut mungkin dapat dijadikan alasan yang bagus untuk menerima kemalasan.
Namun, menurut peneliti, meskipun penelitian menunjukkan bahwa yang malas dapat bertahan lebih lama, bukan berarti manusia yang malas menjadi yang terkuat.
"Sayangnya terkadang orang-orang malas justru mengkonsumsi sebagian besar sumber daya, ketika pemalas mencoba untuk menahan perubahan terhadap planet, hal tersebut akan menjadi bahaya terbesar yang dihadapi manusia tersebut," kata Lieberman.
Artikel ini pernah tayang di Nationalgeographic.grid.id dengan judul "Menjadi Pemalas Merupakan Strategi Terbaik Untuk Bertahan Hidup"
Baca Juga: Duh, Malunya! Pria Ini Jadi Tontonan Setelah Tangannya Terjepit di Mesin Penjualan 'Mainan Dewasa'
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR