Sekitar 250.000 orang mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan yang cukup menciutnya nyali, dari bungee-jumping sampai lomba arung jeram.
Olahraga yang dulu sudah dianggap cukup “seram” seperti mendaki gunung, naik perahu kayak, pelbagai olahraga di udara, dan menyelam, kini terus berevolusi ke bentuk-bentuk yang semakin berbahaya.
Skate-board berkembang menjadi olahraga street lunging, yakni meluncur dari bukit yang tinggi sampai berbaring di atas papan slancar dengan kecepatan 120 km/jam.
Bungee-jumping berkembang menjadi “katapel”.
Orang Jerman memperkenalkan scad diving, yakni terjun dari atas derek ke jala tanpa diikat tali.
Baca juga: Jajal Adrenalin dengan Terbang Bak Burung di 3 Tempat Wisata Paralayang Keren Ini
Dari cabang terjun bebas, lahir terjun bebas tandem.
Terjun tandem dianggap lebih aman bagi pendatang baru dibandingkan dengan terjun bebas standar, karena dia tinggal membonceng instrukturnya.
Di Inggris pada tahun 1996 ada 7.000 terjun macam itu dari 250.000 terjun payung.
Orang-orang yang paling terampil dan nekal memilih berselancar udara. Ia naik papan selancar di ketinggian 4.500 m, lalu terjun bebas sebelum membuka parasut.
Sementara di darat, variasi olahraga yang ekstrem mulai digelar. Menggelinding di dalam bola tanpa kendali menuruni lereng gunung dengan kecepatan tinggi atau diombang-ambingkan arus jeram yang disebut zorbing
Rap-jumping adalah kebalikan dari panjang tebing dan lebih mengerikan. Wajah atletnya nyungsep ke bawah saat ia menuruni bangunan tinggi dengan tali.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR